MATAPEDIA6.com, BATAM – Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar Management Expose Studi Kelayakan Pembukaan Jalur Roll-On Roll-Off (RORO) Batam–Johor di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Acara ini dibuka langsung oleh Anggota/Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis dan dihadiri lebih dari 40 peserta lintas instansi, termasuk perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, hingga Konsulat Jenderal RI Johor Bahru.
Dalam forum ini, BP Batam menggandeng tiga pakar dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) Universitas Gadjah Mada yang menjadi mitra kajian, yakni:
Prof. Ir. Nur Yuwono, Dip.HE, Ph.D. (Ketua Tim Ahli), Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D.(Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota), dan Ir. Dwi Ardianta Kurniawan, S.T., M.Sc. (Ahli Ekonomi Kebijakan Publik).
Fary Francis menyampaikan bahwa pembukaan jalur RORO Batam–Johor merupakan bagian dari agenda strategis nasional. Ia menekankan bahwa proyek ini menjadi peluang nyata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Batam yang ditargetkan sebagai model investasi inklusif.
“Momentum pembukaan jalur RORO ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar masyarakat dapat langsung merasakan manfaatnya. Ini merupakan amanat Presiden kepada kami selaku pengelola Kawasan Bebas Batam,” tegas Fary.
Melalui management expose ini, BP Batam ingin menyampaikan hasil studi kelayakan secara menyeluruh—baik dari sisi teknis, finansial, sosial, maupun lingkungan. Fary berharap forum ini dapat memperkuat pemahaman lintas sektor dalam mewujudkan proyek konektivitas strategis tersebut.
Tim PUSTRAL UGM memaparkan hasil studi secara komprehensif yang mencakup enam aspek utama: pasar, legalitas, teknis-operasional, finansial, dampak ekonomi dan manajemen risiko.
Hasil kajian menyimpulkan bahwa jalur ini layak untuk dikembangkan, meskipun masih ada sejumlah catatan untuk diselesaikan bersama kementerian dan lembaga terkait.
Konsul Jenderal RI Johor Bahru, Sigit S. Widiyanto turut menyambut positif hasil kajian tersebut. Ia optimistis proyek ini akan segera terealisasi dan memberikan dampak luas bagi kedua wilayah.
“Secara infrastruktur dan operasional, jalur ini sudah layak. Namun memang masih dibutuhkan penyempurnaan regulasi, yang wajar karena ini hal baru. Kami berharap konektivitas ini dapat mendorong pertumbuhan pariwisata, perdagangan, dan kesejahteraan masyarakat di kedua sisi,” ujar Sigit.
Turut hadir dalam forum ini antara lain: Bobby Chris Siagian Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub-Regional Kemenko Perekonomian, Retno Supeni Coordinator Country Malaysia and Brunei Darussalam, Kemenlu, Ruslan Aspan, Deputi Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang BP Batam, Irfan Syakir, Direktur Pengembangan KPBPB dan KEK, serta Benny Syahroni Direktur Pengelolaan Kepelabuhanan.**