MATAPEDIA6.com, BATAM— Bank Indonesia kembali menegaskan perannya sebagai penjaga kedaulatan ekonomi nasional melalui pelaksanaan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025 di wilayah Kepulauan Riau.
Sebanyak Rp 13 miliar uang kartal dikirim dari Pelabuhan Bintang 99 Persada, Batu Ampar, menuju lima pulau terluar—Tarempa, Midai, Subi Besar, Tambelan, dan Singkep—menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Hasan Basri milik TNI AL.
Langkah ini bukan sekadar seremonial penukaran uang lusuh dengan yang layak edar. Lebih dari itu, ekspedisi ini mencerminkan kehadiran negara dalam wujud konkret: menjamin seluruh wilayah, termasuk daerah Terpencil, Terluar, dan Terdepan (3T), tetap berada dalam orbit ekonomi nasional.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, M. Anwar Bashori, menegaskan bahwa ERB bukan sekadar distribusi fisik rupiah, melainkan bagian dari upaya menjaga stabilitas ekonomi dan kedaulatan moneter. Ia menekankan bahwa berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2011, setiap transaksi di wilayah NKRI wajib menggunakan rupiah.
“Jika warga di perbatasan memakai mata uang asing, itu bukan sepenuhnya salah mereka. Mungkin karena negara belum hadir melalui rupiah. Inilah yang kami benahi,” ujar Anwar didampingi Kepala Bank Indonesia Provinsi Kepri Rony Widijarto Purubaskoro usai pelepasan Kapal penukaran uang rupiah di Pelabuhan Bintang 99 Persada Batu Ampar Kota Batam, Selasa (22/7/2025).
Dengan peredaran uang kartal hanya sekitar Rp1.100–1.200 triliun dari total Rp9.200 triliun, distribusi fisik rupiah memang terlihat kecil secara nominal.
“Namun tantangan logistik di negara kepulauan seperti Indonesia menjadikan operasi ini krusial, terutama menjelang momen-momen besar seperti IdulFitri, ketika permintaan uang baru melonjak,” katanya.
Menurut dia, sejak 2012, Bank Indonesia menggandeng TNI Angkatan Laut untuk menjangkau wilayah yang tidak bisa diakses darat. Dalam ERB 2025, BI menargetkan 18 lokasi di berbagai provinsi. Misi yang dilepas dari Batam ini merupakan ekspedisi ke-11 dari 14 agenda nasional tahun ini.
Menariknya, tim ERB kali ini diperkuat 15 personel dari berbagai Kantor Perwakilan BI, termasuk dari daerah non-maritim seperti Pematang Siantar dan Gorontalo. Mereka dilatih menghadapi medan laut.
“Biasanya mabuk darat, sekarang mabuk laut. Tapi mereka adalah pejuang rupiah, menjaga kedaulatan tanpa senjata,” kelakar Anwar.
Baca juga: Bank Indonesia Gelar Ekspedisi Rupiah, Sebar Uang ke Wilayah 3T di Kepri
Kata dia, program ini juga mencakup edukasi penggunaan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran sah. Di wilayah-wilayah perbatasan, fenomena dolarisasi atau penggunaan mata uang asing masih kerap terjadi, bukan karena niat menggugat, melainkan akibat minimnya pasokan rupiah layak edar.
Dengan mengganti uang rusak dan lusuh serta memberi pemahaman masyarakat tentang pentingnya rupiah, BI membentengi identitas ekonomi nasional dari infiltrasi nilai tukar asing.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad melalui Asisten III Pemprov Kepri, Misni, menyampaikan apresiasinya terhadap sinergi BI dengan TNI AL. Ia menilai ekspedisi ini merupakan bentuk nyata negara hadir menjaga kedaulatan hingga ke garis depan.
“Penukaran uang bukan hanya layanan ekonomi, tapi juga pernyataan sikap bahwa rupiah berdaulat di seluruh penjuru negeri,” tegas Misni.
Komandan Lantamal IV, Laksamana Pertama TNI Berkat Widjanarko, turut menyatakan dukungannya. Menurutnya, program seperti ini harus terus diperkuat karena menjadi simbol integritas teritorial dari sisi ekonomi.
Baca juga: Bank Indonesia Kepri Luncurkan Layanan Penukaran Uang untuk Ramadan dan Idul Fitri 2025
Penulis:Zalfirega|Editor:Trio