MATAPEDIA6.com, BATAM — Di hadapan puluhan ribu warga Batam, Calon Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Calon Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura mencuri perhatian dalam konser Pesta Budaya Bangso Batak yang digelar di Alun-Alun Engku Putri Batam.
Momen langka ini tak hanya menjadi hiburan tetapi juga mempererat kedekatan antara para calon pemimpin dan masyarakat.
Ansar, yang malam itu tampil bersama Judika, membawakan lagu Batak legendaris Mardua Holong dengan penuh penghayatan.
Sebelum bernyanyi, ia sempat bercanda dengan Judika, “Saya sudah jadi orang Batak,” yang dibalas Judika dengan antusias, “Kalau belum ada marga, Saya kasih marga Sihotang saja.”
Penampilan duet ini langsung disambut meriah oleh ribuan warga yang ikut bernyanyi bersama, menciptakan suasana akrab dan penuh kehangatan.
Nyanyang Haris Pratamura juga tidak ketinggalan menunjukkan kepiawaiannya, dengan suara lantang dan penuh emosi, Nyanyang membawakan lagu Anakku Naburju yang langsung mengundang tepuk tangan meriah dari penonton.
Judika pun berkali-kali mengajak penonton untuk memberi penghormatan atas penampilan memukau Nyanyang.
Konser malam itu semakin istimewa dengan kehadiran Calon Wali Kota Batam Amsakar dan Calon Wakil Wali Kota Batam Li Claudia, yang bersama Ansar dan Nyanyang tampil mengenakan ulos, simbol kebudayaan Batak, sebagai tamu kehormatan.
Empat sosok calon pemimpin ini tidak hanya menyatu dengan budaya setempat, tetapi juga menunjukkan sinergi yang kuat dalam mengusung semangat persatuan.
Pesta Budaya Bangso Batak kali ini menjadi ajang bagi Ansar dan Nyanyang untuk lebih dekat dengan warga Batam melalui budaya.
Penampilan keduanya di panggung tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan mendalam tentang keberagaman dan persatuan yang kuat di Kepri.
Dengan pendekatan yang hangat dan penuh kekeluargaan, Ansar dan Nyanyang menunjukkan komitmen mereka untuk melestarikan dan menghargai setiap elemen budaya di Kepri, termasuk budaya Batak yang turut memperkaya warna Batam.
Pesta malam itu bukan sekadar konser; itu adalah simbol keakraban dan pesan kuat bahwa setiap pemimpin harus hadir di tengah-tengah rakyatnya, mengayomi, serta menghormati budaya yang hidup di tengah masyarakat.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega