MATAPEDIA6.com, BATAM – Dampak pembangunan pelebaran jalan di simpang Baloi, tepatnya di depan Universitas Internasional Batam (UIB), kemacetan panjang terjadi setiap hari di jalan Gajah Mada Sekupang Kota Batam.
Seperti yang terjadi pada Senin (4/3/2024), kendaraan dari arah Sekupang menuju Balai dan Batam Centre mengular kurang lebih lima kilometer.
Kemacetan tersebut terjadi dampak kegiatan pengeboran awal untuk tiang pembangunan Fly over di Simpang Baloi.
Jeremi warga Batuaji yang bekerja di perusahaan yang ada di Batuampar, yang jadi korban macet di jalan Gajah Mada mengatakan dirinya terlambat 20 menit masuk kerja karena terjebak macet di Sekupang.
“Biasanya saya berangkat dari rumah pukul 06.00WIB ke Batuampar, perjalanan 45 menit. Tapi karena kemacetan yang terjadi perjalanan saya lebih dari satu jam,” kata Jeremi.
Dirinya mulai terjebak macet dari Tiban Kampung hingga Simpang Baloi.
“Tadi pagi itu macet sekali. Biasanya di tempat kerja itu sampe pukul 06. 50 WIB, tapi tadi itu sampe tempat kerja sudah hampir setengah delapan,” kata Jeremi.
Dia tidak tahu persis apa penyebab macet tersebut. Namun di simpang baloi kendaraan pribadi dan juga polisi sangat banyak.
“Mungkin lagi ada kegiatan makanya macet,” kata Jeremi.
Di tempat terpisah Rian, pengendara lainnya mengaku mulai kena macet dari lampu merah Tiban Centre, dirinya yang hendak ke Batam Centre tersebut mengaku kaget karena tidak pernah terjadi macet sepanjang itu di Jalan Gajah Mada Sekupang.
“Kalaupun macet biasanya dari Soutlhink, ke UIB. Tapi ini sudah panjang sekali,” kata Rian.
Dia mengatakan sejak adanya pengerjaan pelebaran jalan tersebut, setiap hari kondisi kendaraan semakin macet.
“Ya harapan kita pengerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan, tidak apa-apa macet sementara tetapi ke depan tidak macet lagi,” kata Rian.

Sementara di tempat terpisah Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam sekaligus Walikota Batam Muhammad Rudi mengatakan dalam waktu sepuluh bulan ke depan, warga Kota Batam akan dapat menikmati jembatan layang (fly over) baru yang menghubungkan beberapa titik strategis di kota Batam.
Fly over Sei Ladi diharapkan dapat memperlancar arus lalu lintas, khususnya bagi sektor industri yang menjadi andalan perekonomian Batam.
Fly over baru Sei Ladi akan menghubungkan kawasan Sekupang, Batam Center, dan Nagoya.
Rudi menjelaskan wilayah Sekupang merupakan kawasan yang memiliki pelabuhan internasional, terminal penumpang dan kawasan Industri.
Sementara Batam Center adalah pusat pemerintahan dan bisnis di Batam.
Untuk wilayah Nagoya merupakan kawasan komersial dan hiburan yang ramai dikunjungi wisatawan.
Menurutnya dengan adanya fly over Sei Ladi, mobilitas antara ketiga kawasan tersebut diklaim akan semakin mudah dan cepat.
Proses pembangunan fly over Sei Ladi sendiri dimulai dengan pengeboran pondasi pertama di lokasi Sei Ladi pada Senin (4/3/2023) pagi.
Pengeboran diiringi dengan prosesi adat Melayu yang langsung dihadiri Muhammad Rudi dan sejumlah pejabat deputi BP Batam.
“Kita berharap dengan adanya fly over ini, investasi di Batam akan semakin meningkat. Kawasan industri di Batam sudah tersebar di berbagai tempat, seperti Sagulung, Muka Kuning, Nongsa, dan lain-lain,” kata Rudi.
Fly over Sei Ladi merupakan fly over kedua yang dibangun BP Batam. Fly over pertama adalah fly over Simpang Jam yang telah beroperasi sejak tahun 2019.
Muhammad Rudi menambahkan BP Batam juga berencana membangun fly over ketiga dan keempat di lokasi lain yang masih dalam tahap perencanaan.
Proyek Fly Over Sei Ladi tahap pertama menelan anggarkan sebesar Rp 132 miliar.
Fly over Sei Ladi memiliki panjang 120 meter dengan lebar 7,5 meter. Fly over akan memperlancar konektivitas dari Sekupang – Batam Center dan Sekupang Nagoya Batuampar.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega