MATAPEDIA6.com, BATAM – Kapolda Kepulauan Riau Irjen Pol. Asep Safrudin turun langsung ke ladang jagung seluas 1,5 hektare di Tembesi Sidomulyo, Batam, Rabu (9/4/2025).
Bersama para petani dari Kelompok Tani Maju Bareng, jenderal bintang dua itu memimpin panen raya jagung manis yang menjadi simbol kolaborasi nyata antara aparat kepolisian dan masyarakat dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Panen ini merupakan buah kerja keras sejak penanaman perdana pada 24 Januari lalu, digagas oleh Satuan Brimob Polda Kepri. Dansat Brimob Kombes Pol. M. Faishal Aris menargetkan panen perdana ini menghasilkan sekitar satu ton jagung manis sebagai kontribusi nyata Polri dalam mengurangi ketergantungan terhadap pangan impor.
“Ini adalah bagian dari ikhtiar bersama mengatasi krisis pangan dan memperkuat kedaulatan pangan lokal,” ujar Faishal.
Di tengah sukacita panen, Ketua Kelompok Tani Maju Bareng, Bunyaman, menyampaikan satu harapan besar: legalisasi lahan.
Dia mengungkapkan, hingga kini para petani masih bercocok tanam di atas lahan yang belum memiliki status hukum jelas.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan bibit, pupuk, dan sarana dari Polri. Tapi kami juga berharap ada kepastian hukum atas lahan kami. Kami ingin menanam dengan rasa aman dan jangka panjang,” ungkap Bunyaman dengan mata berbinar penuh harap.
Menanggapi hal itu, Irjen Pol. Asep Safrudin menyatakan bahwa Polri hadir tidak hanya saat panen raya, tetapi juga sebagai bagian dari solusi atas permasalahan petani.
“Ketahanan pangan adalah isu strategis yang menyangkut stabilitas nasional. Kami siap menjembatani komunikasi antara petani, pemerintah daerah, BP Batam, dan sektor swasta untuk menyelesaikan masalah legalitas lahan dan hambatan lain,” tegas Asep.
Ia juga membeberkan bahwa sejak Januari 2025, program penanaman jagung telah digencarkan di berbagai titik seperti Nongsa dan Tembesi, dengan total lahan mencapai 18,8 hektare. Ke depan, Polda Kepri menargetkan perluasan hingga 10.933 hektare.
Selain legalisasi lahan, Kapolda juga menyoroti keluhan petani terkait sulitnya akses BBM subsidi untuk kegiatan pertanian. Ia berkomitmen mencari solusi melalui sinergi lintas sektor agar produktivitas pertanian tidak terhambat.
“Kami tidak hanya datang saat panen, tapi juga hadir mendengar dan mencarikan jalan keluar atas keluh kesah petani,” pungkasnya.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News
Penulis: Luci |Editor: Meizon