Home / Bisnis

Selasa, 31 Desember 2024 - 19:50 WIB

OJK: Pasar Modal Indonesia Resilien Sepanjang 2024

OJk bersama bursa efek Indonesia beberapa hari lalu. Foto:Istimewa

OJk bersama bursa efek Indonesia beberapa hari lalu. Foto:Istimewa

MATAPEDIA6.com, JAKARTA– Pasar modal Indonesia menunjukkan resiliensi signifikan dengan kapitalisasi mencapai Rp12.264 triliun dan rata-rata transaksi harian meningkat 19,6% menjadi Rp12,85 triliun sepanjang 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyebut pertumbuhan yang stabil meskipun dihadapkan pada tantangan global dan domestik, termasuk pemilu.

“Jumlah investor juga meningkat menjadi 14,8 juta, dengan mayoritas berasal dari generasi muda53. Capaian ini mencerminkan kepercayaan investor yang terus tumbuh terhadap pasar modal Indonesia,” ujarnya dikutip dalam siaran pers dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024).

“Berkat kerja keras, sinergi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia, kita berhasil menghadapi berbagai tantangan tersebut dengan penuh optimisme. Bahkan, tidak hanya bertahan, tetapi juga terus mencatatkan berbagai capaian positif sepanjang tahun 2024, yang menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mendukung pertumbuhan dan stabilitas pasar modal di tanah air,” sambungnya.

Kegiatan penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2024 dimulai dengan konferensi pers yang menghadirkan narasumber dari OJK dan BEI.

Hingga 27 Desember 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di 7.036,57, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp12.264 triliun, tumbuh 5,05% year-to-date. Pasar Surat Utang Indonesia juga mencatat pertumbuhan positif.

Selain itu, jumlah investor baru mencapai 2,6 juta, mayoritas dari generasi muda. OJK meluncurkan kebijakan untuk memperkuat ekosistem pasar modal dan mendukung pertumbuhan investasi berkelanjutan.

Beberapa kebijakan strategis yang diterbitkan oleh OJK pada tahun 2024 antara lain:

1. POJK Nomor 4 Tahun 2024 mengenai laporan kepemilikan saham dan aktivitas peminjaman saham perusahaan terbuka,;


2. POJK Nomor 6 Tahun 2024 yang mengatur terkait pembiayaan transaksi margin dan/atau transaksi short selling oleh Perusahaan Efek;


3. POJK Nomor 10 Tahun 2024 tentang penerbitan dan pelaporan obligasi daerah dan sukuk daerah;


4. POJK Nomor 18 Tahun 2024 tentang penyedia likuiditas.

Terkait dengan tindak lanjut pemenuhan amanat UU P2SK, OJK telah menetapkan 3 (tiga) POJK yang pada saat ini dalam tahap pengundangan di Kementerian Hukum, yakni:


1. POJK Nomor 32 Tahun 2024 tentang Pengembangan dan Penguatan Transaksi dan Lembaga Efek;


2. POJK Nomor 33 Tahun 2024 tentang Pengembangan dan Penguatan Pengelolaan Investasi di Pasar Modal;


3. POJK Nomor 45 Tahun 2024 tentang Pengembangan dan Penguatan Emiten dan Perusahaan Publik.


Selain itu, OJK juga akan memprioritaskan program-program pengembangan dan pendalaman pasar modal, yang difokuskan pada peningkatan kuantitas dan kualitas Perusahaan Tercatat, pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru, serta penguatan Anggota Bursa dan Manajer Investasi.

Program-program ini diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun yang akan datang.

Dalam kegiatan itu turut hadir Jajaran Anggota Dewan Komisioner OJK yaitu Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono, dan Kepala Eksekutif
Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi, Jajaran Direksi dan Komisaris Self Regulatory Organization, serta perwakilan pimpinan pelaku industri Pasar Modal.

Cek berita artikel lainnya di Google News

Editor:Miezon

Share :

Baca Juga

Bisnis

Indosat Bukukan Laba Bersih Naik 27 Persen dan Tambah 700 Ribu Pelanggan di Kuartal I 2025

Bisnis

Pemerintah Pusat Dorong Batam Jadi Lokomotif Investasi Lewat Penguatan Kawasan Strategis

Bisnis

Batam Jadi Basis Produksi Laptop Lenovo Pertama di Indonesia, Li Claudia: Ini Kebanggaan untuk Kota Industri

Bisnis

Pemko Batam Tekan Inflasi lewat 5 Langkah Strategi

Bisnis

Schneider Electric Dorong Industri Efisien lewat Innovation Day Batam 2025

Bisnis

BI Sebut Pertumbuhan Ekonomi Kepri Capai 5,02 Persen, Soroti Peluang dan Tantangan Investasi

Bisnis

Telkom Catat Kinerja Positif 2024, Raup Pendapatan Konsolidasi Rp150 Triliun

Bisnis

BP Batam Serap Aspirasi Pelaku Usaha Terkait Tarif Impor AS