MATAPEDIA6.com, BATAM — Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, menegaskan bahwa pelatihan bagi 504 kepala keluarga (KK) calon transmigran bukan sekadar program relokasi, melainkan langkah strategis membangun peradaban baru dan pusat ekonomi produktif di Rempang Eco-City.
Kick Off Pelatihan Calon Transmigran ini digelar di Batalyon Infanteri 10/Satria Bhumi Yudha Senin (3/11/2025), menandai babak baru perjalanan Rempang sebagai kawasan masa depan.
“Program ini bukan sekadar pemindahan penduduk, tetapi investasi sosial jangka panjang untuk menciptakan masyarakat mandiri dan produktif,” tegas Amsakar di hadapan peserta pelatihan.
Baca juga:BP Batam Bersiap Lompatan Besar 2026, Tata Kelola dan Investasi Jadi Fokus Utama
Amsakar menekankan, pelatihan ini adalah bagian dari era baru transmigrasi berbasis pemberdayaan dan karakter di mana masyarakat didorong untuk menjadi subjek pembangunan, bukan sekadar penerima kebijakan.
Melalui kerja sama BP Batam dan pemerintah pusat, para calon transmigran akan dibekali keterampilan wirausaha, pengelolaan sumber daya, hingga penguatan semangat gotong royong agar mampu beradaptasi dan menciptakan peluang ekonomi di wilayah baru.
“Pemerintah ingin seluruh calon transmigran lebih produktif, berdaya saing, dan memiliki taraf hidup lebih baik,” tambahnya.
Dengan dukungan infrastruktur, fasilitas umum, dan sosial yang tengah disiapkan, Amsakar optimistis pelatihan ini menjadi pondasi lahirnya masyarakat Rempang yang berdikari.
“Rempang akan tumbuh sebagai pusat ekonomi baru. Kita sedang membangun bukan hanya kawasan, tapi juga peradaban yang produktif,” ujarnya.
Baca juga:Pemko Batam Siapkan Taman Budaya, Dukung Generasi Muda dan Ekraf
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum Kementerian Transmigrasi Prima Idwan Mariza, menyebut pelatihan ini merupakan bagian dari program transmigrasi nasional.
Sebanyak 1.394 KK di seluruh Indonesia mengikuti kegiatan serupa, termasuk 504 KK dari Rempang Eco-City.
“Transmigrasi masa kini bukan lagi soal perpindahan, tapi tentang membangun kehidupan baru yang sejahtera,” jelas Prima.
Dengan pelatihan ini, Rempang Eco-City bukan hanya proyek infrastruktur, melainkan eksperimen sosial-ekonomi terbesar di Batam—sebuah langkah nyata menuju kemandirian dan kesejahteraan berbasis rakyat.
Baca juga:BP Batam Gandeng IPB, Perkuat Tata Kelola Perizinan untuk Dorong Investasi Modern

















