TRIBUNBATAM.id, BATAM – Tokoh nasional Said Didu dan mantan Ketua KPK Abraham Samad, bersama tim yang terdiri dari jurnalis senior, pengacara HAM, hadir di Lapangan Sepak Bola Dataran Muhammad Musa, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Minggu (22/12/2024).
Kehadiran mereka menjadi momen bersejarah yang menyulut semangat ratusan warga Rempang yang tengah berjuang mempertahankan kampung halaman dari dampak Proyek Strategis Nasional (PSN).
Di bawah teriknya matahari, warga dengan penuh antusias menyimak pidato-pidato pembakar semangat dari para tokoh tersebut. Said Didu, mengenakan kaos hitam bertuliskan “Manusia Merdeka”, menyampaikan orasi yang penuh emosional, menegaskan solidaritasnya kepada masyarakat Rempang yang menjadi korban konflik.
“Kehadiran kami di sini bukan sekadar kunjungan, ini adalah bentuk dukungan nyata. Saya marah melihat video di mana warga menjadi korban kekerasan atas nama investasi. Ini bukan hanya tentang hak tanah, ini tentang martabat dan sejarah kalian,” ujar Said dengan suara lantang, disambut sorak-sorai warga.
Said Didu secara tegas mengkritik pelaksanaan PSN yang menurutnya seringkali mengorbankan masyarakat lokal.
Ia menyebut bahwa proyek-proyek strategis ini, alih-alih membawa kesejahteraan, justru merampas hak-hak dasar warga.
“Proyek ini lebih kejam dari penjajahan. Penjajah tidak pernah mengusir masyarakat dari kampungnya, tapi PSN justru mengabaikan hak warga demi investor. Ini tidak bisa dibiarkan,” tegas Said.
Abraham Samad juga menyuarakan keprihatinan mendalam atas apa yang dirasakan warga.
Abraham menyebut pentingnya menempatkan masyarakat sebagai prioritas utama dalam setiap kebijakan pembangunan, bukan mengorbankan mereka demi investasi.
Kehadiran Said Didu, Abraham Samad, dan rekan-rekannya menjadi momen penting yang menunjukkan perjuangan warga Rempang mendapat perhatian luas.
Warga pun semakin yakin bahwa dengan bersatu, mereka dapat mempertahankan hak atas kampung halaman mereka.
“Perjuangan ini bukan hanya milik warga Rempang, tetapi milik kita semua sebagai bangsa yang peduli pada keadilan,” ujar Abraham Samad.
Kehadiran tokoh-tokoh ini tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap intimidasi yang selama ini dialami masyarakat.
Ishak, Koordinator Umum Aliansi Masyarakat Rempang Galang Bersatu, mengungkapkan bahwa kunjungan ini memberikan harapan baru bagi perjuangan mereka.
“Kami tidak menolak investasi, kami hanya menolak digusur. Kami mempertahankan kampung ini karena di sinilah leluhur kami tinggal. Kehadiran tokoh-tokoh nasional ini memberikan kami kekuatan lebih,” ujar Ishak.
Meski tanpa persiapan khusus, warga menyambut Said Didu dan rombongan dengan penuh keramahan. Mereka bahkan menaiki mobil pick-up warga untuk berkeliling kampung, menyaksikan langsung kondisi masyarakat dan berbincang tanpa sekat.
Di tengah perlawanan yang penuh tantangan, warga Rempang tetap teguh menjaga kampung halaman mereka.
Bagi mereka, tanah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga warisan leluhur yang sarat makna.
“Kami tidak akan menyerah. Ini bukan hanya soal tanah, ini soal harga diri kami sebagai anak cucu dari nenek moyang yang telah hidup di sini selama berabad-abad,” kata Ishak dengan penuh semangat.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega.