MATAPEDIA6.com BATAM – Harga santan kelapa di Batam mengalami lonjakan drastis dalam dua bulan terakhir.
Saat ini, harga santan murni menembus Rp 46 ribu per kilogram, jauh di atas harga normal yang berkisar Rp 28-30 ribu per kilogram.
Kenaikan ini membuat warga resah, terutama di tengah bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri.
Pantauan di Pasar Mitra Raya, pedagang mengeluhkan pasokan kelapa yang semakin sulit diperoleh.
Jumri, salah satu pedagang santan, mengatakan harga kelapa naik hampir dua kali lipat.
“Sekarang harga kelapa hampir Rp 15 ribu per biji. Pasokan juga sulit didapat, karena banyak petani lebih memilih menjual kelapa ke luar negeri,” ujar Jumri, Selasa (4/3/2025).
Santan campuran menjadi pilihan utama karena lebih terjangkau, meskipun harganya juga naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
Menanggapi lonjakan harga ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar.
Dari hasil sidak, diketahui kenaikan harga santan dipicu oleh kurangnya pasokan kelapa dari luar pulau, seperti Karimun dan Riau, yang selama ini menjadi pemasok utama.
Kepala Bidang Pasar Disperindag Batam, Elfasi, mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan daerah pemasok untuk mencari solusi.
“Ke depan, kami akan membangun komunikasi dengan daerah lain seperti Karimun dan Riau agar pasokan kelapa kembali normal,” kata Elfasi.
Disperindag juga akan mengecek harga di pasar lain untuk memastikan apakah kenaikan harga terjadi merata di seluruh Batam.
Masyarakat berharap Disperindag dan pemerintah daerah bisa segera menstabilkan harga santan, terutama menjelang Lebaran.
“Kalau mahal begini, kami jadi kesulitan. Santan kan kebutuhan utama buat masak opor dan rendang,” keluh Siti, warga Batam yang ditemui di pasar.
Dengan permintaan santan yang tinggi selama Ramadan dan Lebaran, upaya normalisasi pasokan kelapa menjadi harapan utama agar harga kembali terjangkau bagi masyarakat.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega