MATAPEDIA6.com, BATAM-Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau mencatat pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 5,02% sepanjang tahun 2024. Capaian ini menempatkan Kepri sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi kumulatif tertinggi ketiga di Sumatera.
Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Rony Widijarto dalam kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) edisi Februari 2025 di Ruang Raja Ali Fisabilillah Gedung BI, Selasa (22/4/2025).
Dalam kegiatan yang bertajuk ‘Navigating Investment Opportunities and Challenges in Riau Islands: Sinergi Mendorong Daya Saing Kepri di Tengah Ketidakpastian Global, menurut Rony pentingnya memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan.
“Ini penting untuk menghadapi dinamika global dan mengoptimalkan potensi investasi daerah,” sebut dia.
Industri pengolahan tetap menjadi sektor unggulan dengan kontribusi 41,04% terhadap PDRB dan pertumbuhan 6,64% (yoy).
“Sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh signifikan sebesar 10,66%, diikuti sektor pertambangan dengan pertumbuhan 7,43%,” bebernya
Ia mengingatkan bahwa tantangan global seperti kebijakan tarif Amerika Serikat dan pembentukan Singapore–Johor Special Economic Zone (SJ-SEZ) harus diantisipasi.
Namun, potensi investasi Kepri dinilai tetap kuat berkat keberadaan Free Trade Zone (FTZ), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta lokasi strategis di jalur perdagangan internasional.
Selain itu, inflasi Kepri tetap terkendali di angka 2,01% (yoy) pada Maret 2025, berada dalam sasaran 2,5±1%.
“Capaian ini merupakan hasil koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga pasokan dan stabilitas harga,” ungkap dia.
BI juga menyoroti lonjakan transaksi digital. Pada Februari 2025, volume transaksi QRIS meningkat 117,1% (yoy), sementara nilai transaksinya tumbuh 102,6%, termasuk pertumbuhan positif dari transaksi lintas batas dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Perekonomian Kepri diproyeksikan tumbuh pada rentang 4,8%–5,6% di tahun 2025. Untuk mencapainya, BI menekankan pentingnya peran aktif seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga momentum pertumbuhan dan memperkuat daya saing daerah.
Sementara Gubernur Kepri Ansar Ahmad yang diwakili Luki Zaiman Prawira, menegaskan kuatnya potensi investasi Kepri yang ditopang FTZ dan KEK.
“Pemerintah juga mendorong UMKM sebagai penggerak ekonomi daerah,” katanya.
Talkshow diseminasi menghadirkan narasumber dari Kemenko Perekonomian, BPS Kepri, BP Batam, dan ekonom Josua Pardede. Diskusi yang dipandu Dr. Golan Hasan menyoroti ekspor, investasi, dan strategi memperkuat daya saing Kepri.
Acara ini menarik lebih dari 150 peserta dan menunjukkan semangat kolaborasi membangun Kepri yang tangguh dan kompetitif.
Baca juga: Ini Upaya BI Kepri Menjaga Stabilitas Harga, Menjelang Ramadan dan Idul Fitri
Penulis:Rega|Editor:Miezon