Komisi III DPRD Batam Soroti Proyek Cut and Fill Dekat SMKN 8 Sagulung, Janji Turun ke Lapangan

Minggu, 12 Oktober 2025 - 20:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawasan proyek Cut and fiil di dekat SMKN 8 Kelurahan Sei Pelunggut, Sagulung tampak rata pada Minggu (12/10/2025). Foto:matapedia

Kawasan proyek Cut and fiil di dekat SMKN 8 Kelurahan Sei Pelunggut, Sagulung tampak rata pada Minggu (12/10/2025). Foto:matapedia

MATAPEDIA6.com, BATAM — Aktivitas cut and fill di kawasan Kelurahan Sei Pelunggut, Dapur 12, Sagulung memantik sorotan. Di lahan yang berjarak hanya selemparan batu dari SMKN 8 Batam truk-truk pengangkut tanah hilir mudik tanpa henti, mengangkut hasil galian dari bukit yang kini diratakan untuk proyek perumahan.

Pantauan di lapangan, Minggu (12/10/2025) memperlihatkan dua unit alat berat beko tengah bekerja. Tanah hasil galian dimuat ke truk-truk besar lalu dibuang ke lokasi lain yang diduga merupakan kawasan hutan bakau.

Yang lebih memprihatinkan, akses jalan tanah menuju area proyek kini tertutup total menyulitkan warga sekitar melintas.

Di sisi lain, elevasi lahan turun drastis — sekitar dua hektare area disebut sudah diratakan dan dikerjakan.

Baca juga:Komisi III DPRD Batam Soroti Penimbunan Daerah Resapan Air dan Hutan Bakau di Dapur 12 Sagulung

Seorang pekerja yang ditemui di lokasi mengaku hanya menjalankan tugas.

“Kami cuma kerja saja, yang ngelola Pak S. Kami tidak tahu lebih lanjut. Silakan hubungi,” ujarnya singkat pada wartawan.

Namun, dari keterangan sejumlah sumber, kegiatan cut and fill ini disebut telah berlangsung cukup lama.

“Kurang lebih setengah tahun, dulu sini masih bukit,” ujar Wandra warga Sei Pelunggut.

Ia menyebutkan bahwa kegiatan tersebut juga berdampak ke lingkungan, dimana saat hujan jalan menjadi lumpur dan pada terik matahari membuat debu berterbangan.

“Ini mengganggu pernapasan. Sekolah yang berdekatan pun ikut terdampak,” ujarnya.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, proyek tersebut telah mengantongi izin UKL-UPL, tetapi dokumen Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) diduga belum dimiliki perizinan.

Padahal, untuk aktivitas pengupasan lahan skala besar—terutama di kawasan yang dekat dengan lingkungan sensitif seperti sekolah dan ekosistem mangrove—Amdal merupakan syarat mutlak.

Jika benar belum ada Amdal, maka aktivitas cut and fill itu berpotensi diduga melanggar regulasi lingkungan hidup dan dapat berdampak serius pada tata ruang, drainase, hingga keselamatan warga sekitar.

Proyek tersebut juga menimbulkan tanda tanya publik: siapa pengembang di balik kegiatan ini, dan mengapa Pemerintah Kota (Pemko) Batam atau Dinas Lingkungan Hidup dan BP Batam membiarkan aktivitas besar seperti ini berjalan tanpa transparansi dokumen lingkungan?

Alat berat tengah mengambil tanah dan dimasukkan ke mobil truk di proyek Cut and fiil di SMKN 8, Minggu (12/10/2025). Foto:matapedia

Baca juga:Komisi III DPRD Batam Akan Turun ke Lokasi Pemotongan Bukit di Depan Top 100 Tembesi

Menyikapi proyek itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Batam Arlon Veristo menegaskan akan turun langsung meninjau proyek cut and fill di kawasan Sei Pelunggut, Sagulung yang belakangan dikeluhkan warga karena diduga belum memiliki dokumen Amdal lengkap.

Arlon mengaku baru mengetahui aktivitas tersebut setelah menerima laporan masyarakat.

“Saya baru tahu ada proyek itu. Kalau benar belum berizin, perusahaan harus segera melengkapi dokumennya,” tegasnya.

Politikus Partai NasDem itu menyebut pihaknya akan segera menjadwalkan inspeksi mendadak (sidak) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan instansi terkait untuk memverifikasi langsung kegiatan di lapangan.

“Kami akan jadwalkan sidak dalam waktu dekat,” ujarnya.

Ia menegaskan DPRD Batam mendukung investasi, namun menekankan agar setiap investor tetap mematuhi aturan dan melengkapi seluruh izin lingkungan.

“Kita dukung investasi di Batam, tapi perizinannya harus lengkap dan sesuai aturan,” tutup Arlon.

Baca juga:APBD Batam 2026 Diproyeksikan Rp 4,73 Triliun, Prioritas SDM dan Infrastruktur

Penulis:Redaksi

 

Berita Terkait

Ini Daftar Korban Laka Kerja Kapal Faderal II PT ASL Shipyard
Ledakan Maut Kapal Federal II di PT ASL: Sepuluh Tewas, Belasan Luka-Luka
Kapal Federal II Meledak di PT ASL, Dua Pekerja Dilaporkan Tewas di RSUD Embung Fatimah , Belasan Terluka
Gerakan Pangan Murah, Sinergi Polsek Bulang dan Bulog Batam Hadir Ringankan Warga Pulau Buluh
Rutan Batam dan Penjara Malaysia Jajaki Kolaborasi Pembinaan Warga Binaan
Lapas Batam Jadi Rujukan Malaysia, Petugas Penjara Melaka Belajar Sistem Pembinaan Narapidana
Aweng Kurniawan Serap Aspirasi LDII: Banjir, Sampah, hingga Sarana Pendidikan Jadi Sorotan
Amsakar Minta Satpol PP dan Ditpam BP Batam Bertindak Sesuai Aturan

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 16:14 WIB

Ini Daftar Korban Laka Kerja Kapal Faderal II PT ASL Shipyard

Rabu, 15 Oktober 2025 - 12:47 WIB

Ledakan Maut Kapal Federal II di PT ASL: Sepuluh Tewas, Belasan Luka-Luka

Rabu, 15 Oktober 2025 - 11:27 WIB

Kapal Federal II Meledak di PT ASL, Dua Pekerja Dilaporkan Tewas di RSUD Embung Fatimah , Belasan Terluka

Selasa, 14 Oktober 2025 - 19:01 WIB

Rutan Batam dan Penjara Malaysia Jajaki Kolaborasi Pembinaan Warga Binaan

Selasa, 14 Oktober 2025 - 15:16 WIB

Lapas Batam Jadi Rujukan Malaysia, Petugas Penjara Melaka Belajar Sistem Pembinaan Narapidana

Berita Terbaru