MATAPEDIA6.com, BATAM-Di warung kopi sederhana di Sagulung, Batam, seorang pedagang paruh baya menyodorkan secarik kertas kecil berisi kode QR. Bukan nomor rekening atau nota belanja. Melainkan alat pembayaran digital—QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)—yang hari ini menjelma menjadi tulang punggung transaksi di Kepulauan Riau.
“Anak muda sekarang jarang bawa uang tunai. Jadi saya ikut-ikut pakai QRIS,” ujar Yopi, pemilik warung, sambil menyeduh kopi, Selasa (24/6/2025).
Cerita Yopi bukan pengecualian, tapi cermin dari gelombang perubahan yang kini menyapu Kepri. Mulai dari warung pinggir pelabuhan, penjaja gorengan keliling, hingga toko oleh-oleh di Kota Batam—semuanya kini membuka pintu bagi pembayaran digital.
“Semua warung dari kecil hingga yang besar sudah menggunakan QRIS untuk pembayaran. Saya satu-dua tahun lalu telah menggunakan,” sebut dia.
QRIS bukan sekadar metode transaksi. Ia menjelma jadi alat bertahan hidup. Di wilayah kepulauan yang terpisah-pisah dan kerap tertinggal dalam arus modernisasi, QRIS justru hadir sebagai jembatan. Murah, mudah, dan hanya butuh ponsel serta jaringan internet.
Dari Lokal ke Global: QRIS Antarnegara

Namun yang paling menarik bukan hanya digitalisasi lokal. QRIS kini melompat lintas batas negara. Pedagang batik di Batam yang rutin memasok ke Singapura, kini tak perlu lagi repot menukar mata uang atau menggunakan rekening luar negeri. Pembeli dari Malaysia pun bisa memindai kode QR mereka—langsung bayar dalam ringgit, terkonversi otomatis.
“Bayarnya tinggal scan. Uangnya langsung masuk ke akun saya dalam rupiah,” kata Dedi Manurung, salah satu pemilik toko kerajinan di Nagoya Hill. Menurutnya, QRIS antar negara membuat proses ekspor kecil-kecilan jadi jauh lebih efisien.
Kepri: Gerbang Digital ASEAN
Dengan posisi geografis unik—berhadapan langsung dengan Singapura dan Malaysia—Kepri kini berdiri di garis depan integrasi ekonomi digital ASEAN. Tak lagi jadi penonton, provinsi ini menjadi pemain utama dalam sistem keuangan regional.
Bank Indonesia Kepri membaca potensi ini dengan cermat. Mereka menggulirkan kampanye edukasi dan literasi keuangan digital melalui program seperti Lomba Menulis Feature bertema “QRIS Antarnegara, Penguat Ekonomi Lintas Batas dari Kepulauan Riau”—sebagai bagian dari Road to Cernival 2025.
QRIS mungkin hanya sebentuk kode kotak hitam-putih. Tapi di baliknya, ada denyut ekonomi yang mengalir dari warung ke pelabuhan, dari pulau ke negara tetangga.
Sebelumnya diberitakan Bank Indonesia Perwakilan Kepri menggelar kompetisi QRIS Jelajah Indonesia untuk mendorong perluasan sistem pembayaran digital. Program ini berlangsung di Kota Batam pada 7–21 Juli 2024, melibatkan 61 peserta dalam 21 tim.
Menurut Deputi Kepala BI Kepri Adidoyo Prakoso kegiatan ini mengusung tagline “Jelajah Indonesia Makin Praktis Pakai QRIS”, dan bertujuan mengakselerasi penggunaan QRIS melalui misi kreatif, edukasi, serta kampanye digital.
Peserta menjalankan sejumlah tantangan, termasuk menambah pengguna QRIS, mengedukasi masyarakat soal perlindungan konsumen, kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah, serta sosialisasi kegiatan penukaran valuta asing non-bank (KUPVA BB).
QRIS Jelajah Indonesia digelar serentak di 46 kantor BI se-Indonesia, dengan target utama kalangan muda. BI berharap kompetisi ini bisa memperkuat ekosistem pembayaran digital secara masif dan inovatif.
Sebagaimana diketahui sepanjang 2023, transaksi QRIS di Kepri mencapai 16,14 juta kali dengan nilai Rp2,31 triliun. Sementara hingga Mei 2024, tercatat 11,5 juta transaksi senilai Rp2,47 triliun mayoritas dilakukan pelaku UMKM di Kota Batam (80%).
Penulis:Zalfirega|Editor: Trio