MATAPEDIA6.com, BATAM – Wali Kota Batam Amsakar Achmad meresmikan Koperasi Merah Putih (KMP) pertama di Kota Batam, tepatnya di Kelurahan Pulau Buluh. Peresmian ini menjadi tonggak baru penguatan ekonomi kerakyatan berbasis koperasi di tingkat kelurahan.
Dalam sambutannya, Amsakar menegaskan pentingnya memastikan seluruh koperasi yang ada di Batam benar-benar aktif dan berjalan. Dari total 64 koperasi yang terbentuk, ia meminta Dinas Koperasi melakukan pengecekan menyeluruh agar tidak sekadar berdiri di atas kertas.
“Saya optimis Koperasi Merah Putih akan berjalan baik. Kita tidak hanya membentuk, tapi juga membina. Sebanyak 640 orang pengurus dan pengawas koperasi sudah kita berikan bimbingan teknis bagaimana mengelola koperasi dengan benar,” ujar Amsakar.
Ia menekankan bahwa kunci utama keberhasilan koperasi adalah kepercayaan.
“Modal utama itu trust. Kalau kepercayaan ini dijaga, insya Allah koperasi akan berkelanjutan,” tambahnya.
Baca juga: Pelantikan PIKORI BP Batam 2025–2029, Amsakar Tekankan Peran Perempuan
Amsakar berharap kehadiran KMP Pulau Buluh menjadi inspirasi bagi kelurahan lain di Batam bahkan daerah lain di Indonesia. “Apa yang kita mulai hari ini semoga menjadi contoh bahwa koperasi bisa tumbuh kuat dengan kepercayaan, gotong royong, dan pengelolaan yang baik,” tutupnya.
Peresmian KMP Pulau Buluh juga mendapat perhatian dari Kementerian Koperasi dan UKM. Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim, Amalyos, menyebut Batam menjadi contoh unik dalam pengembangan koperasi kelurahan.
“Kami melihat kecepatan perkembangan KMP di Batam ini sangat baik. Model seperti ini belum ada di daerah lain, dan bisa jadi percontohan nasional,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kepri mendapat perhatian serius karena memiliki jumlah koperasi yang cukup banyak, dan sebagian mampu berjalan tanpa bantuan permodalan dari perbankan Himbara.
“Kepri ini sangat unik. Kami sudah keliling mulai dari Natuna, Tanjungpinang, dan kini di Batam,” jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Provinsi Kepri, Riki Rionaldi, mengungkapkan bahwa saat ini sudah terbentuk 407 koperasi merah putih di Kepri. Namun, yang benar-benar aktif baru 11.
“Batam ini luar biasa, meski di tingkat kelurahan tapi sudah bisa beroperasi dengan baik,” katanya.
Menurut Riki, koperasi yang aktif di Kepri umumnya beroperasi dengan sistem gotong royong, bahkan modalnya berasal dari kepercayaan penyedia barang yang berani memasok tanpa pembayaran di muka. “Jadi memang benar-benar modalnya adalah kepercayaan,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Batam, Salim, menambahkan bahwa KMP Pulau Buluh mendapat dukungan dari sejumlah mitra, seperti PT Mitra Candi Abadi yang menyuplai LPG serta pelaku usaha lokal penyedia sembako.
“Koperasi kita tidak boleh hanya mengandalkan bantuan pemerintah. Justru keunikan KMP ini lahir dari gotong royong dan kemitraan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua KMP Pulau Buluh, Rudi, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung berdirinya koperasi ini.
“Dengan dukungan wali kota, mitra usaha, dan semangat gotong royong, insya Allah koperasi ini bisa menciptakan lapangan kerja sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat Pulau Buluh,” ungkapnya.
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega

















