MATAPEDIA6.com, BATAM— Di tengah riuh geliat industri dan perdagangan di Pulau Batam, angka-angka ekonomi berbicara lantang: industri perbankan di Kepulauan Riau menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan Sumatera pada semester pertama 2025.
Di balik stabilitas itu, ada tangan pengawas yang bekerja senyap namun tegas — Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam usia ke-14 tahun, OJK menunjukkan bahwa pengawasan yang adaptif dan tata kelola yang bersih bukan hanya menjaga stabilitas, tapi juga menggerakkan roda ekonomi dari akar regional hingga nasional.
Kota Batam menjadi episentrum aktivitas ekonomi Sumatera. Dengan kawasan industri, pelabuhan, dan perdagangan bebas, arus modal di Batam mencerminkan denyut ekonomi nasional.
Menurut data OJK, penyaluran kredit perbankan di Kepri tumbuh signifikan pada semester I-2025, terutama di sektor perdagangan, konstruksi, dan manufaktur.
Pertumbuhan ini bukan hanya angka, tetapi cerminan kepercayaan pelaku usaha terhadap sistem keuangan yang stabil. Dan kepercayaan itulah yang menjadi mata uang paling berharga dalam dunia ekonomi modern.
“OJK terus memperkuat fungsi intermediasi agar perbankan tidak hanya menyalurkan dana, tetapi juga menjadi katalis pembangunan daerah,” ujar Kepri Kepala OJK Kepri, Sinar Danandjaya pada matapedia6 beberapa hari lalu.
Kepri adalah wajah unik Indonesia — wilayah perbatasan yang dinamis, dengan pelaku usaha lintas negara dan masyarakat yang sangat bergantung pada arus keuangan digital.
OJK melihat potensi besar ini, namun juga risiko yang menyertainya. Karena itu, pengawasan terhadap kesehatan bank menjadi prioritas.
Laporan OJK menunjukkan, rasio kredit bermasalah (NPL) di Kepri tetap terkendali, sementara dana pihak ketiga meningkat. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Kepri semakin percaya pada perbankan sebagai tempat yang aman untuk menyimpan dan mengelola uang.
Bagi OJK, stabilitas perbankan bukan hanya soal kinerja lembaga, tapi tentang melindungi kesejahteraan publik. Karena setiap kredit yang tersalurkan adalah harapan bagi UMKM, dan setiap tabungan adalah kepercayaan rakyat terhadap sistem.
Seiring dengan pesatnya digitalisasi ekonomi, OJK mendorong bank-bank di Kepri memperluas layanan berbasis digital. Dari mobile banking hingga sistem pembayaran QRIS lintas negara, transformasi ini bukan sekadar teknologi, tapi juga strategi memperluas inklusi keuangan.
Program Perbankan Digital Aman dan Terpercaya yang digagas OJK regional menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem keuangan yang efisien sekaligus berintegritas.
Baca juga:OJK Benahi Tata Kelola: Transformasi Regulasi untuk Keuangan yang Lebih Akuntabel
Masyarakat kini bisa mengakses layanan perbankan tanpa batas geografis, namun tetap dalam pengawasan regulasi yang ketat.
“Digitalisasi tanpa regulasi adalah risiko. Regulasi tanpa inovasi adalah stagnasi. OJK memastikan keduanya berjalan seimbang,” ungkapnya.
Kepri kini menjadi barometer bagi Sumatera bagian utara dan tengah. Pertumbuhan perbankan di wilayah ini menunjukkan daya tahan ekonomi regional terhadap tantangan global, mulai dari fluktuasi nilai tukar hingga ketegangan geopolitik.
Peran OJK di sini tidak hanya sebagai pengawas, tapi juga sebagai fasilitator pertumbuhan sehat. Kolaborasi dengan Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan mikro memperkuat rantai keuangan dari level industri hingga rumah tangga.
Fakta menarik: meski inflasi sempat menekan daya beli, penyaluran kredit produktif tetap meningkat — menunjukkan bahwa pelaku usaha di Kepri tidak kehilangan semangat ekspansi.
Dan di balik optimisme itu, ada kehadiran OJK yang menjaga agar sistem keuangan tetap kokoh dan dipercaya.
Empat belas tahun bukan waktu singkat untuk lembaga pengawas yang lahir dari krisis kepercayaan finansial. Kini, OJK telah menjelma menjadi institusi dengan peran strategis dalam menopang ekonomi nasional.
Namun, tantangannya justru semakin besar: bagaimana menjaga kepercayaan publik di era digital yang serba cepat dan rentan.
Bagi OJK, menjaga kepercayaan tidak hanya berarti mengawasi angka, tetapi memahami perilaku. Mengantisipasi risiko sistemik, memberdayakan masyarakat, dan memastikan perbankan tidak hanya sehat di neraca, tapi juga dalam praktik.
Dari Batam hingga Natuna, dari bank besar hingga koperasi desa — OJK hadir menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan perlindungan. Industri perbankan Kepri yang kuat adalah bukti bahwa regulasi yang tegas tidak menghambat, justru menumbuhkan.
Dalam refleksi HUT ke-14, OJK menegaskan misinya: membangun sistem keuangan yang inklusif, stabil, dan berkeadilan. Dan Kepri, dengan dinamika ekonominya yang hidup, menjadi contoh nyata bagaimana pengawasan yang bijak mampu melahirkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dari ujung barat Indonesia, pesan itu mengalir: kepercayaan adalah fondasi ekonomi, dan OJK adalah penjaganya.
Baca juga: Inklusi Keuangan Jadi Jalan Pemerataan: OJK Hadirkan Gerakan Nasional dari Surabaya
Editor:Zalfirega

















