BI Ungkap Penyebab Inflasi Terkendali pada Januari 2024

Sabtu, 3 Februari 2024 - 20:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para pedagang di pasar tradisional Batam. Foto:Dok/matapedia6

Para pedagang di pasar tradisional Batam. Foto:Dok/matapedia6

MATAPEDIA6.com, BATAM– Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau mengungkapkan inflasi pada Januari 2024 sebesar 0,51 persen (mtm). Hal ini berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS).

Secara bulanan Karimun dihitung komponen IHK dan secara spasial Batam Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing 0,58% (mtm), 0,37% (mtm), dan 0,13% (mtm).

Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri Suryono menyebut secara tahunan Inflasi sebesar 3,38 persen (yoy) atau berada dalam kisaran target inflasi 2,5±1 persen.

“Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi IHK di Provinsi Kepulauan Riau terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan diikuti oleh Kelompok Kesehatan,” ujarnya dalam keterangannya pada Sabtu (3/2/2024).

Menurut dia, komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yakni bayam, kangkung tomat dan tarif rumah sakit. Kenaikan harga aneka sayuran seperti bayam, kangkung dan tomat diakibatkan oleh menurunnya hasil panen petani akibat musim hujan yang menyebabkan sayuran mudah membusuk.

Sementara itu, tarif rumah sakit meningkat sejalan dengan penyesuaian harga yang dilakukan di awal tahun. Kebijakan kenaikan tarif parkir yang mulai diterapkan juga turut mendorong kenaikan inflasi.

“Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se- Kepri,” imbuhnya.

Ia menambahkan, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan bulan Januari 2024, TPID telah melaksanakan kegiatan penyaluran sembako bersubsidi sebanyak 64.000 paket di Batam.

Begitu juga dengan Gerakan Pangan Murah di Kota Tanjungpinang disertai dengan koordinasi melalui High Level Meeting TPID yang dipimpin oleh kepala daerah.

Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi yang meningkat melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi sesuai arahan presiden.

Beberapa risiko tekanan inflasi antara lain: kenaikan permintaan menjelang hari libur panjang HBKN Isra’ Mi’raj dan Imlek; kenaikan harga barang menjelang pemilu yang diadakan secara serentak; potensi kenaikan harga rokok sesuai dengan perubahan kebijakan cukai rokok.

“Untuk mengamankan ketersediaan pasokan, TPID akan mendorong peningkatan produksi pangan lokal terutama beras dan cabai, serta mendorong inovasi dalam budidaya pertanian, seperti implementasi smart greenhouse dalam rangka peningkatan produksi cabai,” tutup dia.

Cek berita artikel lainnya di Google News 

 

Penulis: Zalfirega|Editor: Redaksi

Berita Terkait

PT BSP Jamin Hak Warga dan Kelestarian Lingkungan KEK Tanjung Sauh
PLN Batam Latih 140 UMKM Hadapi Era Digital, Dorong Daya Saing Lokal
Sambut Calon Investor Tiongkok, BP Batam Tawarkan Layanan Terbaik
BP Batam Apresiasi Penyelenggaraan Workshop Pemberdayaan UMKM
Fary Francis Dorong Agrowisata dan Wisata Bahari Jadi Penggerak Ekonomi Batam
Kunjungi Kawasan Industri, Deputi BP Batam Pantau Perkembangan dan Dengarkan Aspirasi Langsung
Loyalitas Pelanggan Indosat Hadirkan Akses Listrik Berkelanjutan di Tiga Wilayah Rural
Telkom Tetapkan Dewan Komisaris dan Direksi Baru, Bagikan Dividen Rp 21 Triliun

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 22:27 WIB

PLN Batam Latih 140 UMKM Hadapi Era Digital, Dorong Daya Saing Lokal

Jumat, 13 Juni 2025 - 21:53 WIB

Sambut Calon Investor Tiongkok, BP Batam Tawarkan Layanan Terbaik

Kamis, 12 Juni 2025 - 16:49 WIB

BP Batam Apresiasi Penyelenggaraan Workshop Pemberdayaan UMKM

Rabu, 11 Juni 2025 - 11:28 WIB

Fary Francis Dorong Agrowisata dan Wisata Bahari Jadi Penggerak Ekonomi Batam

Jumat, 6 Juni 2025 - 09:01 WIB

Kunjungi Kawasan Industri, Deputi BP Batam Pantau Perkembangan dan Dengarkan Aspirasi Langsung

Berita Terbaru