MATAPEDIA6.com, BATAM– Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menegaskan bahwa Batam adalah rumah bagi semua, bukan sekadar tempat rantau.
Hal itu diungkapkan Amsakar dalam Silaturahmi Paguyuban Warga Lamongan (Pawala) Batam di Golden Prawn, Bengkong, Sabtu (1/11/2025) malam.
Acara yang dihadiri Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Anggota DPR RI Ahmad Labib itu menjadi ajang memperkuat rasa kebersamaan di tengah keberagaman warga Batam.
Baca juga: Pemko Batam Siapkan Taman Budaya, Dukung Generasi Muda dan Ekraf
“Jangan lagi merasa hanya orang Lamongan yang merantau di Batam, tapi jadilah orang Batam yang berasal dari Lamongan. Kalau kita memandang Batam sebagai rumah, kita akan menjaga dan membangunnya bersama,” kata Amsakar dikutip dalam siaran pers media center, Senin (3/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Amsakar menyinggung perjalanan panjang pembangunan Batam yang kini menjelma menjadi kota industri dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Indonesia.
Ia menjelaskan, sejak tahun 1971 Batam berkembang dari kawasan industri terbatas di Batu Ampar menjadi pusat industri dan perdagangan strategis melalui Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973.
Kini, kata Amsakar, BP Batam dan Pemko Batam menjadi dua entitas utama yang bersinergi menggerakkan lima sektor inti: industri, perdagangan, pariwisata, alih kapal, dan logistik.
“Kelima sektor ini menjadi tulang punggung ekonomi Batam yang kini dihuni lebih dari 1,3 juta jiwa,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengaku bangga melihat warga Lamongan diterima dengan baik di Batam.
“Kami serasa di rumah sendiri, apalagi dengan soto Lamongan dan pecel lele yang dihidangkan malam ini,” ucapnya berseloroh.
Baca juga:Amsakar Lantik Delapan Pejabat Pemko Batam, Firmansyah Resmi Jadi Sekda Definitif
Senada, Anggota DPR RI Ahmad Labib menilai, semangat guyub warga Lamongan di Batam adalah contoh nyata bahwa perantau bisa berkontribusi besar di daerah tempat tinggalnya.
Ia mendorong Pawala agar terus menjaga kekompakan dan memperkuat sinergi dengan pemerintah.
Silaturahmi tersebut tidak sekadar mempertemukan warga Lamongan di perantauan, tapi juga meneguhkan pesan kuat: Batam bukan sekadar tempat bekerja, melainkan rumah bersama yang dibangun atas dasar persaudaraan dan gotong royong.
Baca juga:DPRD Dorong Pemko Tuntaskan Sampah di Batam
Editor:Redaksi

















