BI Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen Fokus Jaga Rupiah dan Dorong Kredit

Kamis, 23 Oktober 2025 - 16:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG, Selasa (22/10/2025). Foto:Istimewa

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG, Selasa (22/10/2025). Foto:Istimewa

MATAPEDIA6.com, JAKARTA— Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21–22 Oktober 2025.

Keputusan ini mencerminkan sikap hati-hati BI di tengah ketidakpastian global, sekaligus komitmen menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Kami akan terus memantau efektivitas transmisi pelonggaran moneter yang sudah dilakukan dan menyiapkan langkah lanjutan untuk mempercepat penurunan suku bunga kredit,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG, Selasa (22/10/2025).

Baca juga: Inflasi Kepri Agustus 2025 Terkendali, Daya Beli Warga Tetap Terjaga

BI menegaskan kebijakan moneter tetap pro-stabilitas sementara kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran diarahkan untuk pro-pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Insentif Likuiditas hingga 5,5% DPK

BI memperkuat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) guna mempercepat penyaluran kredit ke sektor prioritas.

Mulai 1 Desember 2025 bank yang aktif menyalurkan pembiayaan ke sektor seperti pertanian, industri pengolahan, UMKM, real estate, dan ekonomi hijau akan mendapat insentif tambahan hingga 5,5% dari total DPK.

Langkah ini diharapkan menurunkan suku bunga kredit, memperluas akses pembiayaan, dan memperkuat daya dorong sektor riil terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga:BI Longgarkan Kebijakan, Suku Bunga Acuan ke 4,75 Persen

Rupiah Menguat, Cadangan Devisa Kokoh

Nilai tukar Rupiah menguat 0,45% secara point-to-point menjadi Rp16.585 per dolar AS pada 21 Oktober 2025. BI menyebut penguatan ini ditopang oleh intervensi terukur di pasar valas spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Cadangan devisa Indonesia pada akhir September tercatat US$148,7 miliar, cukup untuk membiayai 6 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah.

Inflasi Terkendali di 2,65%

Inflasi nasional tetap rendah dan stabil. Per September 2025, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat 2,65% (yoy), sejalan dengan target BI sebesar 2,5±1%.

Kenaikan harga hanya terjadi di komoditas pangan bergejolak seperti cabai, beras, dan ayam, seiring berakhirnya masa panen.

BI menilai sinergi erat dengan pemerintah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) akan menjaga harga tetap stabil hingga akhir tahun.

Baca juga: BI Kepri Dorong UMKM Naik Kelas di Tengah Ketidakpastian Global

Ekonomi Masih Tumbuh Solid

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III 2025 ditopang oleh ekspor CPO, besi baja, dan komponen elektronik, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2025 berada di kisaran 4,6–5,4% dan berpotensi meningkat pada 2026 jika ekspansi kredit terus berlanjut.

Transaksi Digital Melejit

Kinerja ekonomi digital menunjukkan momentum kuat. Volume transaksi digital mencapai 12,99 miliar transaksi atau tumbuh 38% (yoy) pada triwulan III 2025.

Transaksi menggunakan QRIS melonjak 147% sementara transaksi BI-FAST dan RTGS juga meningkat stabil dengan nilai mencapai Rp56.422 triliun.

Arah Kebijakan ke Depan

BI menegaskan kebijakan ke depan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas, memperkuat nilai tukar, dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Kombinasi pelonggaran moneter, dukungan likuiditas, dan digitalisasi sistem pembayaran diharapkan menjadi pendorong utama pemulihan ekonomi nasional di tengah tekanan global.

Baca juga:Bank Indonesia Tekan BI-Rate ke 5% untuk Genjot Pertumbuhan di Tengah Awan Global

 

Editor:Trio

 

Berita Terkait

Prabowo Incar Batam Jadi Pusat Investasi Global, Fary Francis Bicara di Hadapan Senator AS
CMSE 2025: Pasar Modal untuk Rakyat, Satu Pasar Berjuta Peluang
Panbil Group Kembangkan 3 Kawasan Industri Batam, Serap 60 Ribu Pekerja Baru
25 Tahun Biznet: Dari Kabel Bawah Laut hingga Misi Menyatukan Indonesia Digital
Daihatsu Batam Gelar Trade In Festival, Tukar Mobil Bekas Jadi Mobil Baru dengan Banyak Keuntungan
Batam Jadi Magnet Ekonomi Digital, PLN Pasok Listrik Premium 90 MVA untuk Diamond Data Center
Batam Dilirik Vingroup, Raksasa Vietnam Siap Investasi Besar
Batam–Singapura Perkuat Kemitraan: Masa Depan Ekonomi Kawasan Kian Cerah

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 16:06 WIB

BI Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen Fokus Jaga Rupiah dan Dorong Kredit

Senin, 20 Oktober 2025 - 14:33 WIB

Prabowo Incar Batam Jadi Pusat Investasi Global, Fary Francis Bicara di Hadapan Senator AS

Jumat, 17 Oktober 2025 - 16:16 WIB

CMSE 2025: Pasar Modal untuk Rakyat, Satu Pasar Berjuta Peluang

Selasa, 14 Oktober 2025 - 18:46 WIB

Panbil Group Kembangkan 3 Kawasan Industri Batam, Serap 60 Ribu Pekerja Baru

Senin, 13 Oktober 2025 - 19:28 WIB

25 Tahun Biznet: Dari Kabel Bawah Laut hingga Misi Menyatukan Indonesia Digital

Berita Terbaru

Bakti sosial BP Batam di Rempang Eco-City, Sabtu (25/10/2025). Foto:Humas BP Batam

Batam

Rempang Eco-City Penuh Senyum di Bakti Sosial BP Batam

Sabtu, 25 Okt 2025 - 20:25 WIB