MATAPEDIA6.com, BATAM— Provinsi Kepulauan Riau mencatat deflasi sebesar 0,12 persen (mtm) pada Juni 2025. Capaian ini menunjukkan tekanan harga konsumen yang mereda dibandingkan Mei 2025 yang juga mengalami deflasi sebesar 0,44 persen.
Secara tahunan, inflasi Kepri turun menjadi 1,32 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,73 persen.
Tiga daerah IHK di Kepri—Batam, Tanjungpinang, dan Karimun—juga mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,06 persen, 0,13 persen, dan 0,71 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Rony Widijarto, menjelaskan bahwa penurunan harga terutama disumbang oleh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mencatat deflasi 0,55 persen dan berkontribusi negatif 0,15 poin terhadap inflasi umum.
“Penurunan harga terjadi pada komoditas strategis seperti cabai merah, daging ayam ras, bayam, dan udang basah, seiring pasokan pangan yang tetap stabil di daerah sentra produksi,” ujarnya dikutip dalam keterangannya, Selasa (1/7/2025).
Sektor transportasi turut menyumbang deflasi 0,03 persen, terutama karena turunnya tarif angkutan laut yang dipicu oleh program diskon tiket kapal selama Juni–Juli 2025. Namun, deflasi lebih dalam tertahan oleh lonjakan tarif angkutan udara akibat tingginya permintaan selama libur sekolah dan akhir pekan panjang.
Di sisi lain, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya justru mencatat inflasi dengan kontribusi 0,03 persen, dipengaruhi oleh kenaikan harga emas perhiasan.
Rony menegaskan, inflasi yang terkendali tak lepas dari peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kepri yang bersinergi melalui strategi 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Baca juga: BI Kepri: Inflasi Tetap Terjaga Mendekati Titik Tengah Sasaran
Sepanjang Juni 2025, berbagai langkah stabilisasi harga terus digencarkan, di antaranya: Penandatanganan kerja sama antar daerah (KAD) antara Pemprov Kepri dengan Jawa Tengah, Lampung, dan Maluku Utara.
“Penyediaan iklan layanan masyarakat untuk menjaga ekspektasi inflasi; Penyaluran beras SPHP secara rutin; Pasar murah dan gerakan pangan murah di Batam, Tanjungpinang, dan Bintan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Idul Adha,” ungkap dia.
Ia menjelaskan, memasuki Juli 2025, Bank Indonesia Kepri mengingatkan sejumlah potensi tekanan inflasi, seperti: Penyesuaian harga BBM nonsubsidi, Kenaikan tarif listrik di Batam, Lanjutan kenaikan tarif angkutan udara di tengah masa liburan.
Namun demikian, inflasi juga diperkirakan tertahan oleh: Musim panen hortikultura, Diskon tarif angkutan laut yang masih berlaku, Normalisasi permintaan pangan pasca Idul Adha.
“Bank Indonesia bersama TPID se-Kepri berkomitmen memperkuat sinergi kebijakan untuk menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat secara berkelanjutan,” tuturnya.
Baca juga:Pemko Batam Tekan Inflasi lewat 5 Langkah Strategi
Editor:Zalfirega