MATAPEDIA6.com, BATAM – Skandal peredaran narkoba di Lapas Kelas IIA Batam, coreng wajah penegakan hukum di Indonesia.
Penggerebekan terbaru yang mengamankan tujuh narapidana karena dugaan keterlibatan dalam peredaran sabu di dalam lapas, memicu reaksi keras dari DPRD Kota Batam.
Anggota DPRD Batam dari Fraksi Gerindra, Anwar Anas, secara tegas menyerukan evaluasi total terhadap sistem pengawasan di lingkungan pemasyarakatan.
Anwar menilai, peristiwa ini bukan hanya soal kelalaian, tetapi cerminan dari kegagalan sistemik yang dibiarkan berlarut-larut.
“Jeruji penjara seharusnya menjadi garis akhir bagi kejahatan. Tapi kalau justru di balik jeruji tumbuh kerajaan kriminal baru, ini bukan semata kesalahan napi, tapi kegagalan sistem,” tegas Anwar, Selasa (15/7/2025).
Menurutnya, razia simbolik tanpa pembenahan sistem hanya akan menjadi panggung ilusi yang menipu publik.
Baca juga: Tujuh Napi Lapas Batam Diciduk, Simpan 8 Paket Sabu Siap Edar
Anwar mendesak Kementerian Hukum dan HAM, serta Kanwil Kemenkumham Kepri, untuk membongkar rantai masalah dari hulu ke hilir, mulai dari logistik, akses komunikasi, hingga potensi keterlibatan oknum petugas.
“Kalau sabu dan ponsel bisa masuk dengan mudah ke dalam lapas, siapa yang buka pintunya? Jangan terus menerus publik disuguhkan sandiwara razia sementara akarnya dibiarkan tumbuh liar,” sindir Anwar.
Sebagai legislator yang dikenal vokal menyuarakan isu hukum dan sosial, Anwar menilai sudah saatnya reformasi total dilakukan di lapas.
Anwar Anas juga mengusulkan pendekatan baru berbasis teknologi pengawasan digital, audit eksternal berkala, hingga keterlibatan masyarakat sipil dalam proses pengawasan.
“Lapas bukan ruang hampa. Di sana masih ada kehidupan dan harapan. Tapi kalau negara absen dalam pengawasan, kita justru sedang mencetak generasi kriminal dalam sistem yang kita biarkan rusak,” tambahnya.
Dia juga menyoroti posisi strategis Batam sebagai kota perbatasan dan gerbang internasional.
Baca juga: Kalapas Batam Kunjungi Blok Lansia, Dengar Aspirasi dan Berikan Pesan Kesehatan
Menurutnya kasus-kasus seperti ini bukan hanya soal hukum, tapi juga menyangkut martabat dan kepercayaan publik terhadap institusi negara.
“Ini bukan cuma urusan sabu. Ini alarm keras bahwa sistem yang seharusnya menjaga masa depan bangsa sedang rapuh. Jika tidak dibenahi dari dalam, maka institusi hukum akan kehilangan legitimasi,” kata Anwar.
Seperti diberitakan sebelumnya, razia gabungan yang dilakukan aparat pada Sabtu (12/7/2025) di Lapas Kelas IIA Batam mengungkap fakta mengejutkan.
Tujuh warga binaan ditemukan menyimpan paket sabu dan diduga telah mengedarkannya di dalam lapas.
Dugaan adanya jaringan narkoba yang dikendalikan dari balik jeruji menambah urgensi desakan evaluasi terhadap sistem pengawasan di lapas.
Penulis: Luci |Editor: Meizon