MATAPEDIA6.com, BATAM – Koalisi Rakyat Batam bersama Partai Buruh akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan PT ASL Shipyard dan PT Caterpillar Indonesia, yang berlokasi di kawasan Tanjunguncang Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Aksi unjukrasa buruh di Batam akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut, mulai Rabu hingga Jumat (22–24 Oktober 2025).
Unjukrasa ini sebagai wujud solidaritas buruh Batam atas meledaknya kapal Federal II di Galangan PT ASL Shipyard yang menewaskan 13 pekerja dan puluhan luka-luka.
Sedikitnya 1.500 buruh dari berbagai serikat pekerja dan organisasi masyarakat akan turun ke jalan, menuntut keadilan dan penegakan aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dianggap diabaikan dua perusahaan raksasa tersebut.
Demonstrasi akan dimulai sejak pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB setiap harinya dan diperkirakan akan memacetkan sebagian ruas jalan utama kawasan industri Tanjunguncang.
Aksi ini dipicu oleh tragedi memilukan yang menewaskan 13 pekerja dan melukai puluhan lainnya saat melakukan pengerjaan kapal Federal II milik PT ASL Shipyard pada Rabu (15/10/2025).
Baca juga: Ribuan Buruh di Batam Turun ke Jalan, Aksi Penolakan Program Tapera
Peristiwa maut itu disebut bukan kali pertama. Pada Juni 2025, insiden serupa juga merenggut nyawa empat orang pekerja.
Para buruh menuding manajemen perusahaan lalai dan abai terhadap penerapan SOP dan K3, meski sudah berulang kali diingatkan.
“Kami menuntut audit menyeluruh terhadap sistem keselamatan kerja di PT ASL. Nyawa pekerja bukan angka statistik!” tegas Yafet Ramon, perwakilan Koalisi Rakyat Batam, Selasa (21/10/2025).
Tak berhenti di situ, pada Kamis (23/10/2025), massa akan beralih ke PT Caterpillar Indonesia. Perusahaan alat berat internasional itu dituding menutup-nutupi kasus kematian seorang pekerja beberapa waktu lalu.
“Aksi ini adalah bentuk solidaritas dan keprihatinan kami terhadap perusahaan yang tidak menghargai nyawa pekerjanya,” ujar Yafet lantang.
Sebagai puncak aksi, ribuan buruh akan bergerak ke Kantor Wali Kota Batam pada Jumat (24/10/2025) untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka kepada pemerintah daerah.
Baca juga: Puluhan Mantan dan Karyawan PT McDermott Bersama Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Demo di DPRD Batam
Mereka membawa tiga tuntutan utama. Hapus sistem outsourcing yang dinilai merugikan pekerja. Tegakkan aturan K3 secara menyeluruh di kawasan industri Batam.
Wujudkan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) di Batam agar buruh bisa mendapat keadilan di kota sendiri.
Yafet menegaskan, aksi ini bukan sekadar unjuk rasa, melainkan seruan moral untuk menghentikan praktik ketidakadilan di dunia kerja Batam.
“Kami tidak akan diam melihat rekan-rekan kami terus jadi korban. Sudah saatnya pemerintah dan perusahaan bertanggung jawab,” kata Yafet.
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega

















