MATAPEDIA6.com, BATAM – Upaya meningkatkan keselamatan pelayaran terus digencarkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam. Terbaru hadirkan Stasiun Pelampung (Life Jacket Station) di Pelabuhan Perahu Pancung Sekupang.
Inisiatif ini diluncurkan pada Rabu (6/8/2025) dan menjadi langkah awal penerapan budaya keselamatan di jalur laut pendek, khususnya lintasan Batam–Belakangpadang.
Kepala KSOP Khusus Batam, Takwim Masuku, menyebutkan stasiun pelampung ini memungkinkan penumpang mengambil dan memakai pelampung secara langsung sebelum naik ke atas kapal.
Setelah sampai tujuan, pelampung akan dikembalikan ke stasiun pelampung di pelabuhan tujuan.
“Selama ini pelampung memang ada di kapal, tapi jarang dipakai. Nah, dengan sistem ini, masyarakat langsung pakai pelampung sejak dari dermaga. Ini bisa mengubah pola pikir dan kebiasaan,” jelas Takwim.
Dalam tahap awal, 300 unit pelampung telah disiapkan, masing-masing 150 unit ditempatkan di Pelabuhan Sekupang dan Pelabuhan Belakangpadang.
Tak hanya itu, KSOP juga menyalurkan 100 pelampung tambahan kepada para nelayan di wilayah pesisir seperti Sagulung dan Belakangpadang.
Langkah ini merupakan hasil kolaborasi KSOP Batam bersama Dinas Perhubungan Kota Batam serta sejumlah pemangku kepentingan lain, dengan tujuan membangun budaya keselamatan maritim yang lebih kuat di masyarakat.
Menurut Takwim, pelampung yang digunakan masyarakat akan terus diawasi kualitas dan kelayakannya. KSOP juga menggandeng asosiasi pelayaran agar bertanggung jawab dalam mengganti unit yang sudah tidak layak pakai.
“Keselamatan laut adalah prioritas. Stasiun pelampung ini baru awal. Kami berencana memperluas program ke pelabuhan-pelabuhan lain di Batam,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Leo Putra, menyambut baik inovasi pemberian pelampung langsung saat pembelian tiket jauh lebih efektif dalam membangun kesadaran masyarakat.
“Ini langkah nyata yang membudayakan keselamatan. Bukan sekadar menyediakan pelampung, tapi menciptakan kebiasaan untuk menggunakannya,” ujarnya.
Baca juga: Dari Dek Kapal ke Hati Penumpang, Mualim III KM Sembilang Muhammad Alam Udin Melayani Sepenuh Jiwa
Dengan pendekatan edukatif dan fasilitas yang memadai, program ini diharapkan bisa menjadi titik balik dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya keselamatan selama berlayar, terutama bagi masyarakat yang menggunakan kapal pancung setiap hari.
“Intinya edukasi. Kalau masyarakat sadar pentingnya pelampung, maka mereka akan lebih peduli terhadap keselamatan diri sendiri,” pungkas Takwim.
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega