MATAPEDIA6.com, BATAM – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) merespons serius lonjakan minat siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Batam.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, memastikan akan mengonversi sejumlah SMA negeri menjadi SMK demi menjawab keterbatasan daya tampung yang selama ini menjadi keluhan masyarakat.
Langkah ini, kata Ansar, menjadi solusi cepat untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan vokasi yang semakin mendesak.
Menurutnya, daerah seperti Kepri yang kental dengan kawasan industri membutuhkan lebih banyak tenaga kerja siap pakai dari lulusan SMK.
“Beberapa SMA kita konversi ke SMK. Kita siapkan anggaran untuk alat praktiknya. Saya sejak dulu menyampaikan, idealnya di Kepri ini komposisinya 30 persen SMA, sisanya SMK,” ujar Ansar saat ditemui di Batam, Kamis (10/7/2025).
Baca juga: Ribuan Siswa Gagal Lolos SPMB, Orangtua Berharap Pemerintah Berikan Kebijakan
Politisi Partai Golkar itu menegaskan, program link and match antara SMK dan dunia industri akan terus diperkuat.
Bahkan, Pemprov Kepri sedang menyusun program magang bagi 500 lulusan SMA pada tahun 2026 dengan skema yang lebih efisien.
“Kita tidak latih mereka di satu tempat karena biayanya besar. Polanya magang langsung ke perusahaan, nanti kita bantu transport dan makan. Yang bagus pasti langsung dipakai,” jelasnya.
Ansar juga menyebut, pengusaha lokal sebenarnya lebih tertarik merekrut anak-anak daerah karena faktor kedekatan keluarga dan loyalitas.
“Anak daerah biasanya dijaga orang tuanya. Mereka juga tidak ‘hilang’ saat libur panjang atau Lebaran,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, Pemprov Kepri juga akan membentuk sistem bursa kerja khusus untuk lulusan SMK.
Sistem ini akan menginventarisasi lulusan yang belum bekerja dan menjembatani proses rekrutmen langsung dari dunia industri.
“Nanti perusahaan bisa datang ke pemda. Kita fasilitasi seleksi, supaya sebanyak mungkin anak-anak kita bisa langsung terserap kerja,” jelas Ansar.
Baca juga: Antisipasi Masalah Tahunan, DPRD Batam Desak Dinas Pendidikan Tuntaskan Kelebihan Siswa di SPMB
Pendidikan Provinsi Kepri, Andi Agung, mengatakan kebutuhan akan SMK negeri sangat tinggi, khususnya di Batam.
Sejumlah SMK favorit seperti SMK Negeri 1, 4, 5, 6, dan 7 bahkan sudah melebihi kapasitas.
“Ini menunjukkan tingginya animo masyarakat. Tapi jumlah SMK negeri kita masih jauh lebih sedikit dibanding SMA,” kata Andi.
Karena itu, konversi dinilai sebagai solusi realistis dibanding membangun SMK baru yang membutuhkan waktu dan anggaran lebih besar.
“Tahun ajaran 2025/2026 kita mulai konversi. Salah satunya SMA negeri di kawasan Batu Aji. Sementara fasilitas workshop akan ditumpangkan ke SMK 1 atau SMK 5 sambil menunggu sarana lengkap,” ungkapnya.
Andi juga mengakui, belum semua SMK merata dalam hal jumlah siswa karena persepsi masyarakat yang masih menjadikan sekolah tertentu sebagai favorit.
Namun ia optimistis dengan dukungan fasilitas dan program baru, minat siswa akan lebih tersebar ke semua SMK.
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega