MATAPEDIA6.com, JAKARTA-Pasar modal Indonesia terus menunjukkan kinerja gemilang di tengah ketidakpastian ekonomi global. Di bawah naungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal Indonesia tidak hanya berkembang dalam hal jumlah investor dan perusahaan yang tercatat, tetapi juga dalam volume transaksi harian yang semakin solid.
Dengan tren positif ini, BEI berada di jalur yang tepat untuk menjadi pasar modal yang semakin berdaya saing di mata investor domestik dan global.
Momentum penting bagi penguatan pasar modal Indonesia hadir pada tanggal 3 Maret 2025 lalu, ketika BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal.
Acara ini menjadi ajang bagi regulator, investor, dan profesional industri untuk berbagi wawasan dan merumuskan strategi dalam menghadapi tantangan serta menggali peluang di pasar modal ke depan.
Soliditas dan Sinergi, Kunci Masa Depan Pasar Modal
Mengangkat tema ‘Soliditas dan Sinergi Pemangku Kepentingan Pasar Modal’ dialog ini memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk menyampaikan masukan guna menghadapi dinamika pasar yang semakin kompleks.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menegaskan pentingnya komunikasi terbuka antar semua pemangku kepentingan dalam menciptakan pasar modal yang kompetitif dan menarik bagi para investor global.
“Komunikasi terbuka antara pemangku kepentingan dapat menarik bagi para investor global,” katanya dalam keterangan BEI Kepri pada Jumat (21/3/2025).
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, juga menyoroti dampak ketidakpastian pasar global terhadap pasar domestik, terutama terkait dengan kebijakan luar negeri, seperti penyesuaian tarif AS dan pengaruh kebijakan suku bunga global oleh The Fed. Deputi Komisioner OJK, I.B.
Aditya Jayaantara, memaparkan inisiatif kebijakan untuk menjaga stabilitas pasar, seperti penundaan implementasi short selling dan pengkajian ulang kebijakan buyback saham tanpa persetujuan RUPS.
Rekomendasi dan Dukungan untuk Pengembangan Pasar Modal
Dialog ini mencatat berbagai masukan konstruktif dari pelaku pasar, termasuk usulan untuk pengkajian lebih mendalam mengenai mekanisme pengawasan dan perdagangan di BEI.
Sinergi antar regulator dan pelaku pasar dinilai menjadi elemen kunci dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal Indonesia. Dengan ini, diharapkan pasar modal Indonesia dapat terus berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Perkembangan Positif yang Mendorong Optimisme
Di sisi perkembangan pasar modal, Indonesia menunjukkan angka yang menggembirakan. Pada awal tahun 2025, jumlah investor telah mencapai lebih dari 15 juta SID, dengan target BEI menambah 2 juta investor baru pada tahun ini.
Pencatatan saham juga tercatat meningkat, dengan delapan perusahaan baru yang berhasil melaksanakan IPO dan menghimpun dana hingga Rp3,70 triliun. BEI menargetkan sebanyak 407 efek baru pada tahun 2025, termasuk 66 pencatatan saham baru.
Dalam hal transaksi, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sepanjang 2024 mencapai Rp12,85 triliun, dan pada 2025 BEI menargetkan angka ini meningkat menjadi Rp13,5 triliun.
Melalui berbagai inisiatif, termasuk pengembangan 29 kantor perwakilan dan 927 Galeri Investasi, BEI semakin memperluas akses dan meningkatkan partisipasi investor di pasar modal Indonesia.
Dengan berbagai langkah strategis ini, pasar modal Indonesia diharapkan terus tumbuh pesat dan menjadi pilihan utama bagi investor domestik maupun internasional, sekaligus berkontribusi pada kemajuan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Cek berita artikel lainnya di Google News
Editor:Zalfirega