Home / Nasional

Minggu, 17 Desember 2023 - 15:08 WIB

Pengungsi Rohingya ke Aceh, Ternyata Ada Aktor Aktor Dibaliknya

Kapal yang ditumpangi pengungsi Rohingya saat tiba di pantai di wilayah Aceh.
Matapedia6.com/ nett

Kapal yang ditumpangi pengungsi Rohingya saat tiba di pantai di wilayah Aceh. Matapedia6.com/ nett

MATAPEDIA6.com, BANDA ACEH – Polisi tetapkan 42 tersangka dari 23 kasus penyelundupan pengungsi Rohingya ke Aceh dari tahun 2015 hingga tahun 2023.

Kasus penyelundupan pengungsi Rohingya terkuak dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan terhadap para pelaku yang sudah tertangkap.

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto mengatakan penyelundupan warga Rohingya dikoordinir oleh koordinator utama, yaitu Security Camp Bangladesh beserta kapten kapal.

Para pengungsi Rohingya dipungut biaya sebesar 20.000 taka sampai 100.000 taka atau Rp 3 juta sampai Rp 15 juta per orangnya.

Setelah uang itu terkumpul koordinator yang terdiri dari kapten kapal, nahkoda, dan operator mesin membeli kapal, BBM, dan bahan makanan untuk bekal selama pelayaran menuju negara tujuan.

“Dari biaya operasional itu keuntungannya dibagi untuk kapten kapal, nahkoda, operator mesin serta koordinator utama yang berada di Camp Cox’s Bazar Bangladesh,” kata Joko, Jumat (16/12/2023)

Joko juga membeberkan, sebelum keberangkatan para pengungsi terlebih dahulu didata negara tujuannya, apakah ke Indonesia, Malaysia, atau Thailand.

Kapalnya juga disesuaikan dengan negara tujuan. Namun, karena ketatnya penjagaan perairan Thailand dan Malaysia, mereka umumnya mengalihkan tujuannya ke Indonesia.

“Sedangkan keterlibatan warga negara Indonesia dalam kejahatan penyelundupan manusia ini adalah membantu mengeluarkan para imigran Rohingya dari camp atau tempat penampungan di Aceh, serta membawanya menuju Malaysia melalui jalur darat—Tanjung Balai, Sumatera Utara atau Dumai, Riau—dengan biaya Rp5 juta sampai Rp 10 juta per orang,” tuturnya.

Lebih lanjut, Joko menjelaskan, terhitung sejak 16 Oktober 2015 hingga 15 Desember 2023, Polda Aceh dan polres jajaran telah menangani 23 kasus terkait imigran Rohingya.

Semua penegakan hukum tersebut dilakukan atas dugaan tindak pidana penyelundupan manusia.

Dari 23 kasus yang ditangani tersebut, katanya, polisi telah menetapkan 42 orang sebagai tersangka.

Sementara 3 orang masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO. “Medio 2015—2023 kita telah menangani 23 kasus terkait imigran Rohingya, dengan menetapkan 42 tersangka dan 3 DPO.

Para tersangka itu terdiri dari 2 warga negara Bangladesh, 13 negara Rohingya, dan 27 warga negara Indonesia,” ungkapnya.

Para pelaku tersebut, kata Joko, diduga kuat telah melakukan tindak pidana penyelundupan manusia. “Mereka dijerat dengan Pasal 120 Ayat 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,” katanya.

Saat ini, kata Joko, terkait penanganan imigran Rohingya yang terdampar di sejumlah lokasi di Aceh, pihaknya hanya fokus pada pengamanan dan pemberian bantuan kemanusian sembari menunggu penanganan pihak terkait, baik Pemerintah Daerah, IOM, maupun UNHCR.

Menurut Joko, kedatangan imigran Rohingya ke Aceh sudah menjadi momok sehingga menimbulkan reaksi penolakan dari warga setempat.

Oleh karena itu, butuh pengamanan dari kepolisian dan wajib diamankan agar tidak terjadi konflik dengan warga setempat.

“Kami dari kepolisian, khususnya Polda Aceh dan polres jajaran hanya fokus pada pengamanan imigran Rohingya yang terdampar agar tidak terjadi konflik dengan warga. Kami juga memberikan bantuan kemanusian sembari menunggu penanganan dari pihak terkait, baik Pemda, IOM, maupun UNHCR,” pungkasnya. (lci)

Share :

Baca Juga

Nasional

OJK Dorong Bank Gunakan AI untuk Percepat Transformasi Digital

Nasional

95 PPPK Perkuat Jiwa Nasionalisme di Keimigrasian Lewat Pelatihan Bela Negara

Nasional

IM3 Platinum dan Apple Berikan Pengalaman Next Level di Peluncuran iPhone 16

Nasional

Indosat Dorong Lompatan Digital Sektor Tambang Lewat Indonesia AI Day

Nasional

Perempuan Tangguh Diajak Jadi Motor Indonesia Emas 2045, Wawako Li Claudia Buka Rakernas PWKI XXI di Batam

Nasional

Operasi Gabungan Timpora Sasar Apartemen di Bandung, Tiga WNA Diperiksa

Nasional

Telkom Raih LinkedIn Top Companies 2025, Bukti Komitmen pada Pengembangan Karir Karyawan

Nasional

Telkom Pertegas Komitmen Energi Terbarukan di Hari Bumi 2025: Langkah Nyata Menuju Masa Depan Berkelanjutan