Gerakan Listrik Aman: Kombinasi Edukasi, Teknologi GPAS, dan Instalatur Bersertifikat untuk Cegah Risiko di Rumah Tangga

Selasa, 27 Mei 2025 - 20:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Direktur Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan.Foto: Schneider Electric

Presiden Direktur Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan.Foto: Schneider Electric

Gerakan Listrik Aman

MATAPEDIA6.com, JAKARTA — Melonjaknya konsumsi listrik rumah tangga, keselamatan justru kerap luput dari perhatian. Instalasi yang tidak standar dan minim sistem proteksi menjadi ancaman nyata bagi keselamatan jiwa.

Merespons kondisi tersebut, Schneider Electric Indonesia menginisiasi Gerakan Listrik Aman, sebuah kampanye nasional yang memadukan edukasi publik, inovasi teknologi, dan penguatan kompetensi tenaga instalatur bersertifikat.

Langkah ini tak sebatas kampanye seremonial. Schneider Electric mencatat sejarah baru dengan memecahkan Rekor MURI sebagai “Pelatihan Instalatur Listrik dengan Peserta Terbanyak”. Pelatihan digelar serentak di berbagai kota dan melibatkan lebih dari 10.000 instalatur listrik.

Pelatihan ini menitikberatkan pada praktik instalasi listrik yang aman dan penggunaan alat proteksi modern seperti Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) atau Residual Current Circuit Breaker (RCCB), perangkat yang dapat secara otomatis memutus aliran listrik saat terjadi kebocoran arus.

“Kami ingin masyarakat sadar bahwa keselamatan listrik bukan pilihan, tetapi kebutuhan. GPAS bisa menyelamatkan nyawa,” ujar Astrid Tuminez, Public Affairs Director Schneider Electric Indonesia, dalam siaran pers, dikutip, Selasa (27/5/2025).

GPAS: Teknologi Kecil, Dampak Besar

GPAS atau RCCB berfungsi sebagai pelindung utama dari risiko kesetrum dan kebakaran akibat gangguan arus. Ketika terjadi kebocoran listrik, alat ini secara otomatis memutus arus dalam hitungan detik. Namun, penetrasi alat ini di Indonesia masih rendah.

Menurut data internal Schneider Electric, hanya sekitar 20 persen instalasi rumah tangga di Indonesia yang menggunakan GPAS. Padahal, standar internasional sudah lama merekomendasikan perangkat ini sebagai perlindungan dasar dalam sistem kelistrikan rumah.

Penelitian menunjukkan, penggunaan GPAS dapat menurunkan risiko kecelakaan listrik hingga 90 persen—angka yang seharusnya menjadi alarm kuat bagi seluruh masyarakat dan regulator.

Instalatur Bersertifikat, Garda Depan Keselamatan

Kampanye ini juga menyoroti pentingnya menggunakan jasa instalatur bersertifikat. Instalasi listrik yang dilakukan secara asal berisiko menyebabkan korsleting, kebakaran, bahkan kematian.

“Kesalahan kecil dalam instalasi bisa berakibat fatal. Kami mengedukasi masyarakat agar tidak sembarangan memilih teknisi listrik. Instalatur bersertifikat memiliki keahlian, pengalaman, dan mematuhi standar keselamatan nasional,” jelas Astrid.

Lewat pelatihan berskala besar ini, Schneider Electric berharap dapat mencetak tenaga profesional yang mampu menjangkau hingga pelosok negeri—menjadi ujung tombak dalam memastikan sistem kelistrikan yang aman dan andal.

Dari Kota ke Pesisir: Edukasi Listrik untuk Semua

Gerakan Listrik Aman tidak berhenti di pelatihan teknis. Edukasi juga dilakukan melalui seminar publik, lomba menulis, media sosial, hingga penyuluhan ke komunitas. Sasaran kampanye mencakup pelajar vokasi, profesional, dan ibu rumah tangga.

Desmi, warga Batam, mengaku antusias dengan kampanye ini. Ia menilai edukasi soal kelistrikan sangat penting, terutama di wilayah pesisir yang minim informasi teknis.

“Program ini sangat bermanfaat, terutama bagi ibu rumah tangga. Kami berharap sosialisasinya bisa menjangkau masyarakat di pulau-pulau sekitar Batam dan Kepri,” ujarnya.

Menuju Budaya Listrik Aman di Indonesia

Gerakan Listrik Aman merupakan upaya jangka panjang yang melibatkan banyak pihak—pemerintah, institusi pendidikan, industri, dan masyarakat. Schneider Electric menekankan bahwa keselamatan listrik bukan semata urusan teknis, melainkan kesadaran kolektif yang perlu ditanamkan sejak dini.

Mulai dari penggunaan GPAS, pemilihan instalatur bersertifikat, hingga kesadaran publik melalui edukasi, seluruh aspek ini menjadi fondasi untuk membangun budaya listrik aman yang berkelanjutan.


Catatan Redaksi

Dalam isu keselamatan listrik yang kerap dianggap sepele, Gerakan Listrik Aman hadir sebagai solusi berbasis data, aksi nyata, dan edukasi lintas segmen. Jika direplikasi oleh pemangku kepentingan lain dan diperluas ke seluruh wilayah Indonesia, kampanye ini berpotensi menjadikan Indonesia sebagai pelopor keselamatan kelistrikan rumah tangga di Asia Tenggara.


Penulis:Zalfirega|Editor: Trio

Berita Terkait

BP Batam Catat Kinerja Positif Pelabuhan Semester I 2025, Volume Peti Kemas Naik 15 Persen, Penumpang Tembus 4,6 Juta
Aurum Tana Group Gandeng AREBI Pasarkan Proyek Ikonik Aurum 24/7 Urban Hub di Batam
Telkom Percepat Transformasi, Catat Pendapatan Konsolidasi Rp73 Triliun
BI Kepri Dorong UMKM Naik Kelas di Tengah Ketidakpastian Global
BI Kepri Gandeng Antara Tingkatkan Kapasitas Jurnalis Ekonomi, Dorong Pemberitaan Berkualitas
BI Kepri Dorong Digitalisasi UMKM, Nyanyang Apresiasi Penerapan QRIS di Cernival 2025
Satukan Sinergi Majukan Investasi, KADIN Batam Gandeng BP Batam Gelar IMOX 2025
Transaksi QRIS di Cernival 2025 Tembus 73.140, Pengunjung Antusias Bayar Digital

Berita Terkait

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 19:42 WIB

BP Batam Catat Kinerja Positif Pelabuhan Semester I 2025, Volume Peti Kemas Naik 15 Persen, Penumpang Tembus 4,6 Juta

Jumat, 1 Agustus 2025 - 22:54 WIB

Aurum Tana Group Gandeng AREBI Pasarkan Proyek Ikonik Aurum 24/7 Urban Hub di Batam

Jumat, 1 Agustus 2025 - 14:13 WIB

Telkom Percepat Transformasi, Catat Pendapatan Konsolidasi Rp73 Triliun

Rabu, 30 Juli 2025 - 18:41 WIB

BI Kepri Dorong UMKM Naik Kelas di Tengah Ketidakpastian Global

Rabu, 30 Juli 2025 - 06:00 WIB

BI Kepri Gandeng Antara Tingkatkan Kapasitas Jurnalis Ekonomi, Dorong Pemberitaan Berkualitas

Berita Terbaru