MATAPEDIA6.com, BATAM — Ribuan calon peserta didik di Batam terpaksa menelan kekecewaan setelah nama mereka tak muncul dalam pengumuman hasil seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMA dan SMK negeri Sabtu (28/6/2025).
Minimnya daya tampung sekolah negeri membuat ribuan siswa harus gigit jari. Padahal, bagi keluarga berpenghasilan menengah ke bawah, sekolah negeri masih menjadi harapan utama untuk melanjutkan pendidikan tanpa terbebani biaya tinggi.
Kekecewaan meluas ke berbagai penjuru Batam. Sejumlah orangtua mendatangi sekolah-sekolah untuk meminta kejelasan dan menuntut solusi. Mereka berharap pemerintah segera membuka jalur tambahan atau memberikan kebijakan khusus agar anak-anak mereka tetap bisa sekolah.
“Saya sudah cek malam itu, tapi website-nya error. Pagi dicek lagi, ternyata nama anak saya tidak ada,” kata Wanda, warga Batu Aji, Senin (30/6/2025).
Ia pun mendatangi SMKN 1 Batam untuk mencari informasi. Pihak sekolah kemudian memintanya mengisi ulang formulir secara manual.
“Tadi ada pembukaan posko. Semua data kami sudah serahkan ke panitia,” tambahnya dengan harap-harap cemas.
Situasi serupa terjadi di SMKN 4 Tiban dan SMKN 5 Sagulung. Endang, seorang ibu rumah tangga, mengaku bingung sejak mengetahui anaknya tak lolos. Ia langsung mendatangi sekolah dan meminta penjelasan.
“Saya kecewa. Sistemnya terlalu ketat dan tidak siap menghadapi jumlah pendaftar sebanyak ini. Kalau bisa pemerintah tambah kuota, supaya anak-anak yang semangat sekolah ini tidak putus harapan,” ujarnya.
Dedi, wali murid lainnya, mengaku kesal. Rumahnya hanya berjarak sekitar satu kilometer dari SMKN 5 Sei Pelunggut, namun anaknya tetap tak diterima.
“Rumah saya di Seroja, dekat sekali. Tapi tetap tak masuk. Sekarang bingung mau bagaimana. Anak di rumah terus bertanya, kami juga pusing mau jawab apa,” keluhnya.
Beberapa sekolah mulai membuka opsi pendaftaran manual sebagai langkah darurat. Namun, banyak orangtua menilai solusi itu belum cukup menjawab kebutuhan mendesak.
“Kami hanya ingin anak-anak kami bisa sekolah. Jangan sampai mereka kehilangan masa depan hanya karena sistem,” ujar Elin, warga Sagulung.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Pendidikan Kepri Cabang Batam, Kasdianto, belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi.
Penulis:Rega|Editor:Miezon