MATAPEDIA6.com, SUMBAR – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto meminta kepada warga Sumbar yang ada di pengungsian untuk melaporkan setiap kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi selama masa tanggap darurat.
Dalam kunjungannya ke Sumatera Barat pada Rabu (15/5/2024), langsung mengunjungi lokasi pengungsian di dua lokasi yakni pengungsian di Simpang Manunggal, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar dan pos pengungsian di Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Dalam kesempatan tersebut Letnan Jenderal TNI Suharyanto, menegaskan pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendampingi pemerintah daerah dan warga terdampak bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor yang menerjang sejumlah daerah di Sumatra Barat.
BNPB sebagai fungsi komando penanganan darurat juga memastikan bahwa pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota hadir mendampingi warga terdampak.
Suharyanto melanjutkan, selain memonitor upaya tanggap darurat yang dilakukan, Presiden juga memberikan arahan kepada perangkat yang bekerja di bawah komando BNPB, di mana keselamatan rakyat khususnya warga terdampak harus menjadi prioritas yang tertinggi.
Suharyanto juga meminta agar masyarakat yang terdampak dan saat ini sedang mengungsi agar dapat melaporkan setiap kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi selama masa tanggap darurat ini.
“Tidak perlu ada yang dikhawatirkan oleh warga selama kondisi darurat ini,” kata Suharyanto.
Pertemuan Kepala BNPB dengan para pengungsi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar tersebut, juga menjadi sarana untuk berdialog langsung sekaligus menyampaikan opsi relokasi rumah warga yang berada di zona berbahaya.
Adapun saat ini, tim Badan Geologi, BNPB, serta BMKG tengah melakukan kajian guna menentukan area mana saja dari daerah terdampak, berpotensi terdampak, hingga yang tergolong aman untuk ditinggali dan mana yang memang harus direlokasi.
Nantinya, dalam proses relokasi, pemerintah provinsi akan menyediakan lahan sedangkan pembangunan rumahnya akan dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR dan BNPB.
Selain ingin memberikan upaya terbaik, menurut Suharyanto, relokasi juga menjadi bagian penting dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan di masa mendatang guna menghindari dampak yang lebih besar apabila ada bencana susulan.
Dia juga berharap warga yang rumahnya masuk dalam zona berbahaya agar bersedia dipindahkan.
Menyambut rencana relokasi tersebut, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Agam telah memiliki lokasi yang akan dibangun rumah relokasi tersebut bila ada dari masyarakat yang ingin direlokasi dan tidak memiliki lahan yang baru.
Namun demikian, Mahyeldi belum merinci di mana tepatnya lokasi rumah yang akan dibangun tersebut. Kendati demikian pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota guna mencari lokasi-lokasi yang aman dan jauh dari zona berbahaya berdasarkan kajian dari Badan Geologi dan BMKG.
Pada agenda tersebut Kepala BNPB Suharyanto juga secara simbolis menyerahkan sejumlah bantuan logistik dan sembako guna memenuhi kebutuhan para pengungsi dalam beberapa hari ke depannya.
Sementara berdasarkan laporkan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB, hingga Rabu 15 Mei 2024, pukul 12.10 WIB, data korban meninggal tercatat berjumlah 67 orang, sedangkan korban hilang sebanyak 20 orang, 989 KK terdampak, serta 44 orang mengalami luka-luka.
Suharyanto menyampaikan, berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Agam, menyusul korban yang hilang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal, sehingga korban meninggal dunia menjadi bertambah.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News
Editor: Redaksi