Modus Surat Rekomendasi Nelayan, Pelangsir BBM Subsidi Batam Ditangkap Polisi

Kamis, 13 Juni 2024 - 11:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ditreskrimsus Polda Kepri Bongkar Pelangsir BBM jenis Solar dengan Modus gunakan surat rekomendasi Nelayan, Ekspos kasus digelar Rabu (12/4/2024). Matapedia6.com/Dok Humas Polda

Ditreskrimsus Polda Kepri Bongkar Pelangsir BBM jenis Solar dengan Modus gunakan surat rekomendasi Nelayan, Ekspos kasus digelar Rabu (12/4/2024). Matapedia6.com/Dok Humas Polda

MATAPEDIA6.com, BATAM – Memiliki surat resmi pembelian Bahan Bakarihyak (BBM) Bio Solar yang direkomendasikan untuk nelayan di Pulau. Namun kenyataan di lapangan bio solar yang dibeli dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) sebagian di jual ke insdustri. Modus tersebut berhasil dibongkar Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepri.

Modus pembelian Bio solar dari SPBN yang diungkap oleh Ditreskrimsus Polda Kepri, terjadi pada 17 Mei 2024 lalu dan berhasil mengamankan dua tersangka yakni R dan NL, serta mengamankan 420 liter BBM Biosolar, 2 unit mobil pelangsir, dan 30 bundel surat rekomendasi pembelian solar

Dirreskrimsus Polda Kepri, Kombes Pol Putu Yudha Prawira saat ekspos kasus penangkapan, Rabu (12/6/2024) menjelaskan kronologis kejadian dimana bermula adanya informasi dari masyarakat adanya kegiatan penjualan BBM Biosolar yang disubsidi pemerintah digunakan untuk kendaraan alat berat (Excavator).

Dia menjelaskan BBM Bio Solar bersubsidi yang digunakan oleh kendaraan berat diperoleh dari seseorang yang memiliki dokumen surat rekomendasi pembelian BBM Bio Solar bersubsidi yang berasal dari SPBN Pulau Setokok Kota Batam.

Dari informasi tersebut juga diketahui bahwa kegiatan itu sudah sering dilakukan atau sudah berulang.

Atas dasar informasi yang diterima Tim dari Ditreskrimsus melakukan penelusuran dan akhirnya berhasil mengamankan dua pelaku beserta barang bukti saat hendak mengantar minyak ke lokasi penjualan di Tembesi, pada Kamis (17/5/2024).

Dua mobil pelangsir yang diamankan sebagai barang bukti
Dua unit mobil pelangsir BBM yang ditangkap Polda sebagai barang bukti yang digunakan para tersangka melancarkan aksinya. Matapedia6.com/ Dok Humas Polda

Putu menjelaskan dari tangan pelaku Polisi juga mengamankan barang bukti berupa lima dokumen surat rekomendasi yang diterbitkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam atas nama Arifin Ahmad, Maksum, Ramli, Andi Agus, dan Hasan dengan total kuota bulanan yang berbeda.

Putu menjelaskan BBM jenis biosolar yang seharusnya merupakan jatah para nelayan yang telah disesuaikan dengan spesifikasi kebutuhan mesin kapal yang digunakan para nelayan dalam surat rekomendasi yang telah diterbitkan, disalahgunakan dan disisihkan kemudian dijual kembali kepada pihak industri.

“Jadi 1 surat rekomendasi 1 nelayan, 1 nelayan mendapat jatah dari tersangka ini hanya 2 jerigen tiap minggu. Sisanya inilah yang dimanfaatkan oleh pelaku dan dikirimkan ke industri,” terang Putu.

Selain itu modus lain yang digunakan oleh tersangka dimana ada memanipulasi data yang diberikan kepada Dinas terkait saat pengurusan surat rekomendasi pembelian minyak.

Putu menjelaskan untuk keuntungan yang didapatkan tersangka atas aksi tersebut yakni Rp 4 ribu Per liternya, dengan asumsi membeli minyak subsidi dari SPBN sebesar Rp 6.800 per liter, sementara kembali di jual ke Industri sebesar Rp 10.800 per liternya.

Sementara untuk dua tersangka yang ditangkap Ditreskrimsus Polda Kepri memiliki peran masing-masing dalam melancarkan aksinya dimana Tersangka R orang yang membawa rekomendsi ke SPBN untuk mengambil biosolar.

Untuk tersangka NL sebagai koordinator kelompok nelayan dari 30 nelayan yang seharusnya mengambil BBM biosolar itu, namun NL meminta R untuk mengambil bbm itu ke SPBN dengan membawa surat rekomendasi.

Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya tersangka di jerat dengan Pasal 40 Angka 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagaimana mengubah Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dengan ancaman 6 tahun penjara.

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Penulis: Luci |Editor: Zalfirega

Berita Terkait

Korban Meninggal Kebakaran Kapal Tanker di Batam Tewaskan 4 Pekerja, Lima Dirawat Intensif
Polisi Tetapkan Majikan dan Rekan Kerja sebagai Tersangka Penganiayaan ART di Batam
Hindari Tabrakan Beruntun Pick Up Tabrak Pemotor di Jalan Trans Barelang, Satu Meninggal Dunia
Komisi I DPRD Batam Kutuk Keras Penganiayaan ART di Batam
Pelaku Penganiayaan ART di Batam Ditangkap, Korban Masih Trauma dan Jalani Perawatan
ART Babak Belur Diduga Dianiaya Majikan dan Rekan Kerja di Perumahan Mewah Sukajadi
Ingin Buktikan pada Mertua Sudah Punya Anak, Pasangan di Batam Bawa Kabur Anak Asuh hingga ke Aceh
Diduga Menculik Bayi Lima Bulan, Pasutri Asal Batam Ditangkap di Aceh

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 23:38 WIB

Korban Meninggal Kebakaran Kapal Tanker di Batam Tewaskan 4 Pekerja, Lima Dirawat Intensif

Senin, 23 Juni 2025 - 20:40 WIB

Polisi Tetapkan Majikan dan Rekan Kerja sebagai Tersangka Penganiayaan ART di Batam

Senin, 23 Juni 2025 - 18:41 WIB

Hindari Tabrakan Beruntun Pick Up Tabrak Pemotor di Jalan Trans Barelang, Satu Meninggal Dunia

Senin, 23 Juni 2025 - 18:22 WIB

Komisi I DPRD Batam Kutuk Keras Penganiayaan ART di Batam

Senin, 23 Juni 2025 - 13:30 WIB

Pelaku Penganiayaan ART di Batam Ditangkap, Korban Masih Trauma dan Jalani Perawatan

Berita Terbaru

Tangkapan layar video ledakan di kapal PT ASL Tanjunguncang, Selasa (24/6/2025). Foto:dok/Istimewa

News

Kapal Tanker Terbakar di PT ASL Tanjunguncang

Selasa, 24 Jun 2025 - 20:08 WIB