MATAPEDIA6.com, BATAM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) lintas komisi bersama manajemen PT ASL Shipyard Tanjunguncang, bahas insiden kecelakaan kerja tragis yang menewaskan 13 pekerja dan melukai belasan lainnya, baru-baru ini.
Rapat tersebut dipimpin oleh Anggota DPRD Kota Batam, Aweng Kurniawan, serta dihadiri perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), BPJS Ketenagakerjaan, pihak perusahaan, dan keluarga korban.
Dalam kesempatan tersebut, Aweng menegaskan tujuan RDP bukan untuk saling menyalahkan, tetapi mencari solusi bersama agar tragedi serupa tak terulang.
“Kita di sini sama-sama cari solusi. Yang pertama memastikan penanganan terhadap korban, baik yang meninggal maupun yang masih dirawat. Kedua, memastikan adanya kompensasi bagi keluarga korban. Dan ketiga, mendorong peningkatan standar keselamatan kerja ke depan,” tegas Aweng.
Dia juga menyoroti pentingnya pengawasan dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara ketat, mengingat PT ASL mempekerjakan ribuan tenaga kerja.
“Kita tidak ingin musibah seperti ini terulang lagi. Ke depan, DPRD akan memberikan rekomendasi agar perusahaan memperkuat sistem keselamatan dan pengawasan internalnya,” tambahnya.
Baca juga: DPRD Batam Gelar RDPU, Cari Solusi Tragedi di PT ASL, Tak Ingin Musibah Terulang Lagi
Sementara itu, perwakilan PT ASL, Audri, menyampaikan bahwa pihak perusahaan telah bertanggung jawab terhadap para korban meninggal dunia dan terus memantau kondisi korban yang masih dirawat di rumah sakit.
“Untuk korban meninggal, seluruh pengurusan sudah kami tangani. Sementara yang masih dirawat, akan terus kami dampingi sampai pulih. Setelah sembuh, mereka juga akan diangkat menjadi karyawan tetap PT ASL,” ungkap Audri.
Dalam rapat yang berlangsung cukup hangat tersebut, Anggota DPRD Batam Anwar Anas turut menyampaikan keprihatinannya.
Dia meminta agar perhatian perusahaan tidak hanya diberikan kepada korban langsung, tetapi juga kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Jangan hanya yang meninggal dan yang dirawat yang diperhatikan. Istri dan anak-anak mereka juga harus dijamin masa depannya. Kalau bisa, anak-anak korban mendapat dukungan pendidikan hingga lulus kuliah,” ujar Anwar.
RDP tersebut diharapkan menjadi momentum penting bagi semua pihak, baik pemerintah, perusahaan, maupun DPRD, untuk memperkuat komitmen keselamatan kerja di sektor industri galangan kapal yang menjadi tulang punggung ekonomi Batam.
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega

















