MATAPEDIA6.com, BATAM – Setelah sempat terjadi keributan antara warga dan aparat kepolisian, suasana di kawasan Baloi Kolam, Batam, kini berangsur kondusif.
Aktivitas warga telah kembali normal meski pengamanan masih dilakukan secara ketat oleh aparat.
Suasana di kampung Baloi Kolam tampak aman meski diguyur hujan. Warga terlihat menjalani aktivitas seperti biasa warung-warung kembali buka, para pedagang berjualan di sepanjang Jalan Yos Sudarso, dan lalu lintas berjalan lancar.
Meski demikian, aparat dari Polresta Barelang bersama Babinsa masih bersiaga di lokasi. Terlihat sekitar 10 personel kepolisian dan satu anggota Babinsa berjaga di pos pengamanan.
Mereka menyatakan kehadiran mereka hanya untuk berjaga-jaga dan memastikan tidak terjadi gesekan antarwarga.
“Kami hanya standby untuk mengantisipasi saja. Saat ini kondisi aman, warga beraktivitas seperti biasa,” ujar salah satu petugas yang enggan disebutkan namanya.
Petugas juga rutin berpatroli ke dalam kampung, menyapa warga sekaligus menjalin silaturahmi demi menjaga situasi tetap damai.
Sebelumnya, keributan sempat pecah pada Senin (22/4/2025) sore ketika aparat datang mengantarkan surat panggilan kepada salah satu warga.
Kedatangan polisi memicu reaksi keras dari warga yang berkumpul dan mempertanyakan langkah aparat.
Beberapa bahkan sempat beradu argumen dengan petugas, ditambah kehadiran kelompok emak-emak dengan pengeras suara yang menambah ketegangan suasana.
Konflik yang terjadi di Baloi Kolam sendiri sudah berlangsung cukup lama dan melibatkan persoalan alokasi lahan.
Sebagian warga menerima uang sagu hati dari perusahaan senilai Rp 35 juta, sementara sebagian lainnya menolak, sehingga menimbulkan perpecahan di antara sesama warga.
Kuasa hukum warga yang telah menerima sagu hati, Antonius Tampubolon, menjelaskan bahwa perusahaan telah mengikuti prosedur sejak awal.
Pendekatan dilakukan secara terbuka melalui pertemuan dan rapat dengan warga sejak tahun 2016.
“Hingga Selasa (22/4/2025), sudah 130 warga yang menerima kompensasi. Semua proses dilakukan transparan dan sesuai prosedur,” kata Antonius.
Namun, dari total sekitar 600 kepala keluarga di Baloi Kolam, mayoritas masih belum menerima tawaran tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi sumber ketegangan antarwarga.
“Mereka yang sudah menerima dianggap tidak kompak oleh sebagian warga lainnya,” tambah Antonius.
Meski situasi telah membaik, konflik belum sepenuhnya selesai. Aparat dan pihak-pihak terkait diharapkan terus melakukan pendekatan persuasif untuk menjaga kedamaian dan mencari solusi terbaik bagi semua pihak.
Penulis: Luci |Editor: Zalfirega